Bagikan:

JAKARTA - Minum air yang cukup dan buang air kecil merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh setiap orang agar terhindar dari berbagai penyakit. Hal tersebut juga harus semakin diperhatikan ketika sedang berpergian atau traveling.

Ketika traveling tak jarang seseorang berusaha memaksimalkan waktunya untuk mengeksplor tempat yang dikunjungi, sampai mengesamping kebutuhan mendasar seperti minum air dan buang air kecil. Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Travel Health Expert Eka Hospital BSD, dr. Rudy Kurniawan mengatakan bahwa kebiasaan traveling seperti itu harus diubah.

Dokter Rudy menyampaikan bahwa minum air sangat penting setiap harinya, termasuk ketika traveling, terutama di daerah dengan musim panas. Kurangnya asupan air putih dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa berakibat fatal pada jantung.

“Kalau lagi traveling cuaca panas gitu ya, apalagi di Arab, harus minum air putih. Risiko dehidrasi bisa bahaya untuk kondisi jantung, dan lain-lain,” ungkap dr. Rudy Kurniawan saat ditemui di kawasan Serpong, Tangerang, pada Selasa, 12 November 2024.

Risiko terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) juga meninggi jika tidak minum air yang cukup ketika traveling. Kondisi ini juga dapat semakin parah terjadi jika orang tersebut suka menahan buang air kecil saat berpergian.

“Risiko infeksi saluran kandung kemih juga naik. Biasa pasien pulang (traveling) orang yang nahan kencing, jarang minum, (mengalami) infeksi saluran kemih, itu bahaya,” jelasnya.

Dokter Rudy mengatakan kebiasaan menahan buang air kecil saat traveling ini banyak dilakukan oleh perempuan, dengan berbagai alasan. Ia mengingatkan agar hal tersebut segera diubah untuk kebaikan dan kesehatan tubuh masing-masing.

“Orang-orang (yang traveling) malas kencing, terutama perempuan. Mereka biasanya cari toilet agak lebih spesifik, nggak ada bidet, tahan dulu karena harus bayar,” pungkasnya.