Foto Vulgar Adalah Narsisme Diri, Benarkah?
Ilustrasi wanita narsis (Dollar Gill/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Memotret diri sendiri atau selfie sudah menjadi hal umum di zaman sekarang ini. Orang bisa melakukannya di mana pun dan kapan pun. Dari pose standar sampai yang menantang pun bisa dilakukan. Bahkan, ada juga orang yang tak tak ragu untuk selfie dengan tampilan seksi tanpa busana. 

Padahal dampak dari foto vulgar itu jelas risikonya. Bila sampai tersebar, Anda harus menanggung akibatnya sendiri. Minimal Anda akan jadi bahan gunjingan orang sekitar. Namun, mengingat dampak yang begitu jelas, mengapa orang masih saja suka foto buka-bukaan? 

Profesor psikologi, Dara Greenwood, mengatakan bahwa orang-orang melakukannya karena naluri dasar manusia. Mengunggah foto diri dapat membuat seseorang memperoleh perasan dihargai dan dilihat oleh orang lain. 

Psikolog Anna Surti Ariani berpendapat bahwa orang gemar berfoto seksi demi mencari pengakuan. Kata Anna, perilaku ini juga bisa saja karena yang bersangkutan merupakan sosok narsis. 

Segala hal bisa jadi kemungkinan mengenai latar belakang seseorang berfoto vulgar. Namun, soal narsis ini tidak bisa dipastikan sampai ditanyakan langsung pada orangnya. 

Anna mengatakan kalau narsis itu saat orang benar-benar mengagumi dirinya sendiri dan merasa baik secara fisik. Padahal menurut orang lain mungkin biasa saja. 

Apakah salah mengagumi diri sendiri? Sebenarnya ini cukup normal dan manusiawi. Anda berhak kagum pada diri sendiri, baik itu secara fisik, kecerdasan, bakat, karier cemerlang, atau bahkan popularitas. 

Narsisme tak perlu dipandang sebagai sesuatu yang salah dan buruk. Kata Psikolog Tika Bisono, untuk bertahan manusia perlu dipuji, dihargai, dan ini adalah kebutuhan manusiawi. 

Orang narsis secara fisik biasanya tak melihat kelebihan lain yang bisa ditampilkan dari dirinya. Ia mungkin merasa kurang cerdas, kurang berbakat, atau kurang populer. Kondisi ini akan mendorongnya untuk bereksperimen dengan fisiknya demi menggali potensi dirinya. 

Pada akhirnya, orang berfoto seksi demi memberikan kepuasan untuk diri sendiri dan ini adalah jenis kepuasan yang tak didapatkan dari publik.  

Lebih lanjut Tika juga mengatakan kalau eksperimen fisik sebagai bentuk narsisme ini menjadi wajar bila dilakukan demi kepuasan pribadi. Jadi, ketika Anda berfoto sensual, menonjolkan bagian tubuh tertentu, atau bahkan telanjang demi diri sendiri, ini semua sah-sah saja. 

Namun, semua ini akan jadi masalah berbeda bila foto-foto seksi diri Anda diunggah ke media sosial, disebarkan, bahkan dijual.