Bagikan:

YOGYAKARTA – Seseorang yang narsis mendapat citra buruk akhir-akhir ini. Namun, ada beberapa hal yang dimiliki orang narsis namun bersifat positif. Asalkan, narsisme tidak melampaui batas dan membuatnya merasakan stres atau cemas berlebihan. Narsisme yang sehat, atau disebut healthy narcissism, dimiliki ketika seseorang memandang diri secara positif dan memiliki kepentingan sehat tanpa melewati batas. Beberapa ahli berpendapat, jika ciri-ciri kepribadian narsistik diekspresikan dengan cara yang sehat, maka tidak termasuk dalam istilah ‘narsisme’ yang digunakan secara berlebihan.

Narsisme yang sehat menurut ahli kesehatan mental, secara akurat adalah “penyertaan diri yang sehat”. Menurut psukolog berlisensi dan penasihat Hope For Depression Research Foundation dilansir PsychCentral, Senin, 4 Desember, dokter Ernesto Lira de La Rosa, label untuk seorang narsisme tidak memberikan gambaran lengkap. Sebaliknya, seseorang yang bertindak berdasarkan kepentingan pribadi mungkin bukanlah seorang narsis sama sekali. Ketika perilaku egois dilakukan dengan cara bijaksana dan tidak jahat, maka dianggap sebagai “narsisme yang sehat”.

cara membedakan narsisme yang sehat dan tidak menurut psikolog
Ilustrasi cara membedakan narsisme yang sehat dan tidak menurut psikolog (Freepik/benzoix)

Ciri-ciri positif dari narsisme yang sehat, termasuk:

  1. Citra diri yang positif
  2. Harga diri yang tinggi
  3. Rasa percaya diri yagn cukup
  4. Tingkat kepentingan diri yang dapat diterima

Konsep narsisme yang sehat, ada selama lebih dari satu abad. Pertama kali disebut Sigmund Freud sebagai narsisme primer, mengacu pada dorongan utama yang dimiliki manusia untuk mempertahankan diri. Ia memandang hal ini sebagai bagian alami dari jiwa manusia dan hanya menjadi masalah kalau dilakukan secara ekstrem.

Tahun 1930-an, psikoanalis Paul Federn, menggunakan “narsisme yang sehat” untuk merujuk cinta pada diri. Tahun 1970-an, gagasan ini mendapat perhatian ketika psikoanalisis Heinz Kohut menggambarkan narsisme normal sebagai bagian dari proses pendewasaan pada anak-anak yang kalau kebutuhannya terpenuhi akan mengembangkan harga diri dan rasa percaya diri yang sehat.

cara membedakan narsisme yang sehat dan tidak menurut psikolog
Ilustrasi cara membedakan narsisme yang sehat dan tidak menurut psikolog (Freepik/pressahotkey)

Narsisme yang sehat, bukan istilah klinis yang ditemukan dalam DSM-5-TR atau Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, edisi ke-5. Lira de La Rosa menjelaskan, ketika orang berbicara tentang narsisme sehat, mereka mungkin berbicara tentang kualitas dan aspek positif dari narsisme. Meskipun bukan gambaran akurat, tetapi ciri-ciri kepribadian yang sehat, memiliki kemampuan berikut:

  1. Memiliki batasan yang sehat
  2. Komunikasi yang tegas
  3. Memanfaatkan kualitas positif untuk membentuk hubungan
  4. Perasaan positif tentang diri
  5. Bangga dengan kemampuan dan prestasi diri

Bedanya dengan karakter narsisme yang tidak sehat, dijelaskan pula oleh Lira de La Rosa. Seseorang yang memiliki karakter narsistik tetapi tidak sehat, umumnya memanipulasi dan melakukan gaslighting untuk mendapatkan empati. Selain itu, mereka juga banyak omong tentang capaian, hanya berteman dengan orang-orang yang menguntungkan, menjustifikasi kebiasaan dan menyalahkan orang lain atas kesalahannya, serta secara konsisten mencari validasi dari orang lain.

“Gaya kepribadian dan tingkat narsisme Anda, dapat berasal dari kombinasi faktor genetik dan lingkungan,” jelas Lira de la Rosa.

Artinya, setiap orang memiliki proses yang berbeda-beda dalam hidupnya. Namun keluarga, genetik, dan lingkungan memainkan peran penting dalam membentuk karakter. Dalam beberapa kasus, genetika dan lingkungan dapat menghalangi balita keluar dari fase tertentu dalam perkembangan. Beberapa penelitian juga menunjukkan, gaya pengasuhan berkaitan dengan sifat narsistik. Oleh karena itu, penting untuk menyadari mana batasan sehat dan tidak dari sifat narsisme.