YOGYAKARTA – Menurut penelitian termutakhir, anak-anak mulai mengembangkan self-esteem sejak usia 5 tahun. Banyak orang tua tak menyadari bahwa Self-esteem atau harga diri dibangun dari aspek kehidupan sehari-hari di rumah.
Menurut psikiater Lea Lis dilansir Fatherly, Jumat, 13 Mei, harga diri datang dari pemahaman seseorang tentang diri sendiri dan dunia disekitarnya. Pada anak-anak usia 5 tahun, paket informasi yang terakumulasi dan tersimpan dalam jaringan saraf otak dalam jangka waktu yang lama. Mereka, anak-anak, akan mendapatkan pengalaman yang membentuk skema positif dari pemikiran ‘saya pintar’, ‘saya mampu’, atau ‘saya baik’. Jika yang diteruma adalah skema negatif, maka akan sulit diperbaiki.
Sejumlah besar data dari dunia disekitar anak-anak diserap oleh jaringan saraf. Ketika jaringan saraf mulai terbentuk mereka akan menerima dan memberikan umpan balik. Nah, menurut Lis, pesan yang benar membuat perbedaan besar. Termasuk ketika menerima hal-hal yang salah.
Itu berarti bahwa harga diri tidak dibangun dari pujian. Tetapi pada jenis pujian yang tepat. Orang tua perlu memberikan pujian tidak hanya ketika mereka melakukan sesuatu yang baik. Namun juga saat mereka mencoba dan gagal.
Harga diri juga kerap dikaitkan dengan narsisme. Terang Lis, harga diri yang mengarah ke narsisme merupakan respons psikologis terhadap harga diri yang rendah. Narsisis hanya mendapatkan nilai dari kemenangan mereka dan membutuhkan pujian terus-menerus untuk menjaga ego mereka yang besar dan rapuh agar tidak hancur.
Dengan kata lain, pujian bukan inti masalah dari narsisme. Anak-anak yang tangguh tidak bergantung pada pujian. Ketangguhan berasal dari self-esteem yang tinggi.
Hal tersebut menegaskan bahwa perlakuan orang tua kepada anak-anaknya penting untuk diperhatikan. Psikoterapis John Mathews menambahkan, daripada membesarkan anak-anak yang dianggap hebat, lebih baik membesarkan anak-anak yang memiliki tujuan dan makna dalam hidup mereka.
BACA JUGA:
Dari penjelasan Mathews, diketahui bahwa umpan balik positif tanpa syarat terlepas dari hasilnya adalah kunci. Tetapi banyak orang tua tidak dibesarkan dalam hal itu, jadi lebih sulit untuk melepas dan menyadari bahwa harga diri rendah cenderung ditularkan kepada anak-anak mereka.
“Jika orang tua merendahkan diri mereka sendiri, takut atau tidak mempercayai orang lain, mereka kemungkinan besar akan mewariskan sifat-sifat ini kepada anak-anak mereka,” tutur Lis.
Self-esteem mungkin sulit dibangun. Tetapi pesan Lis, jika Anda tumbuh tanpanya maka bukan berarti anak-anak juga harus tumbuh tanpa pendidikan tepat sehingga tidak cukup menghargai dirinya.