6 Karakteristik Pola Asuh Orang Tua Milenial, Berbeda dengan Generasi Sebelumnya
Ilustrasi pola asuh orang tua milenial (Freepik/Tirachardz)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Generasi milenial merupakan orang-orang yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996. Generasi sebelumnya, yaitu Generasi X, Baby Boomers, dan Silent generation memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga memengaruhi pola asuh terhadap anak-anak mereka.

Para orang tua yang tergolong Generasi Milenial, melansir KinderCare, Rabu, 15 Februari, mereka mengalami beberapa perubahan sosial besar yang tidak dialami oleh generasi sebelumnya. Menurut Dr. Kathleen Gerson, professor sosiologi di New York University, banyak anak sekarang tumbuh di rumah dengan dua orang tua yang bekerja atau dengan satu orang tua. Selain itu, tambah Gerson, para ibu lebih cenderung bekerja.

Berikut karakteristik orang tua milenial dalam mengasuh buah hatinya dan berbeda  dengan generasi sebelumnya.

1. Lebih sibuk tetapi banyak waktu bersama anaknya

Banyak yang salah paham dan menganggap bahwa orang tua milenial kurang memperhatikan buah hatinya karena terlalu sibuk. Menurut Gerson, penelitian menunjukkan bukan hal tersebut masalahnya. Meskipun banyak keluarga sekarang memiliki dua orang tua yang bekerja. Pada kenyataannya, orang tua saat ini menghabiskan lebih banyak waktu.

pola asuh orang tua milenial
Ilustrasi pola asuh orang tua milenial (Freepik)

Bukan hanya ibu yang lebih terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Peran ayah juga berubah, menurut penelitian dari Pusat Kerja dan Keluarga Boston College. Secara keseluruhan, ayah milenial lebih antusias dengan tugas mengasuh anak daripada ayah generasi sebelumnya. Faktanya, banyak keluarga milenial, terutama mereka yang memiliki dua orang tua yang bekerja, menganut pendekatan “pengasuhan bersama”, di mana tanggung jawab untuk semua hal yang berhubungan dengan anak ditumpahkan kurang lebih sama antara kedua orang tua.

2. Mengasuh dengan pola pengasuhan positif

Alih-alih pola pengasuhan disiplin otoriter, orang tua milenial mengasuh dengan pengasuhan positif. Ini diutarakan oleh Gerson bahwa terdapat pergeseran kuat dari anggapan bahwa disiplin ketat dan kekuatan fisik dapat diterima dan bahkan cara yang terbaik untuk membatasi perilaku. Orang tua saat ini, lebih cenderung memperkuat perilaku positif daripada menghukum perilaku negatif.

3. Menghargai kebersamaan

Meskipun banyak waktu untuk jam kerja, orang tua milenial tetap menghargai kebersamaan dengan keluarga, termasuk anak-anaknya. Mereka mengalokasikan waktu untuk makan bersama atau di tengah ketidakpastian jadwal tetap meluangkan waktu makan malam bersama keluarganya.

pola asuh orang tua milenial
Ilustrasi pola asuh orang tua milenial (Freepik/Tirachardz)

4. Orang tua milenial sangat aman

Gerson menjelaskan, terlepas dari pendapatan atau tingkat Pendidikan, mereka ingin menjaga anak-anak mereka seaman mungkin. Tidak ada yang mengeluh, misalnya tentang anak-anak mereka. Ini karena kemudahan meraih informasi yang tepat untuk contohnya bagaimana mendudukkan anak di mobil atau menu-menu MPASI.

5. Menjadwalkan semuanya termasuk waktu luang

Generasi milenial menjadwalkan segala sesuatunya, termasuk waktu luang. Ini mencerminkan pekerjaan saat ini yang lebih variatif jam kerjanya. Bagi keluarga kelas menengah, pengaturan waktu melibatkan aktivitas penjadwalan seperti ‘tanggal bermain’.

6. Memahami tahun-tahun awal sangat penting

Menyoal perkembangan anak, generasi milenial tahu betul bahwa awal perkembangan anak sangat penting. Orang tua saat ini terus berkorban untuk anak-anak mereka dan melakukan yang terbaik untuk memberikan apapun yang dibutuhkan anak-anak mereka untuk tumbuh dan menemukan masa depan yang stabil.

Dalam hal menabung untuk masa depan, menurut Majalah Forbes sebanyak 66 persen milenial menabung untuk masa kuliah anak-anak mereka. Sementara hanya 47 generasi X dan 35 persen generasi Baby Boomer. Itulah keenam karakteristik pola asuh orang tua generasi milenial yang berbeda dengan generasi sebelumnya.