Dengan Tak Memaksakan Diri, Psikiater Rekomendasikan Cara Memulihkan Trauma Relasional
Ilustrasi cara memulihkan trauma relasional (Freepik/wayhomestudio)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Seseorang mungkin tumbuh dalam keluarga yang fokus pada cara bertahan hidup sehingga mengalami trauma yang bersifat relasional dan tantangan dalam hidupnya. Mereka yang mengalaminya, mungkin sulit untuk bersikap tanpa memaksakan diri. Menurut psikiater Annie Wright, LMFT., orang yang sering memaksakan diri kerap kewalahan sistem sarafnya. Kenapa bisa begitu?

Penting untuk mengatakan ‘tidak’ sesuai dengan batasan diri. Karena ini berkaitan dengan sistem saraf kewalahan. Nah, pengasuhan ulang yang cukup baik, saran Wright, penting dilakukan untuk belajar bagaimana bersikap lembut pada diri kita sendiri. Dengan pengasuhan ulang, maka seseorang akan menghormati batasan yang dikirimkan tubuh dan perasaan diri.

Anda boleh mengatakan tidak sesuai dengan apa yang Anda bisa. Misalnya, jika takut ketinggian, bisa memilih permainan lain di taman selain bermain carousel. Ini akan lebih menyenangkan dan pada akhirnya Anda mengetahui batasan diri.

cara memulihkan trauma relasional
Ilustrasi cara memulihkan trauma relasional (Freepik/rawpixel.com)

Pengasuhan ulang atau re-parenting adalah sebutan yang dipakai Wright untuk menggambarkan bagaimana orang dewasa memulihkan trauma relasional dan cara untuk menjadi diri sendiri. Sebutan ini juga mengambil gagasan dari psikiater dan dokter anak Donald Winnicott. Ia mengemukakan tentang konsep ‘ibu yang cukup baik’ dan berarti menyesuaikan diri, mencitai, dan menafkahi seorang anak tetapi juga sesekali mengalami kegagalan. Kegagalan dalam konteks sebutan re-parenting bersifat positif, karena dengan begitu seseorang bisa belajar cara-cara tertentu sesuai dengan perkembangan anak.

Ide ini juga bisa jadi penangkal tentang gagasan ‘orang tua yang sempurna’ dan kita juga tidak bisa menjadi sempurna ketika jujur menjadi diri sendiri. Bahkan, seseorang tidak selalu baik-baik saja. Tetapi tanggung jawab dalam mengasuh tetap bisa ditunaikan dengan memperlakukan diri sendiri sebagai orang tua yang baik-baik saja dengan segala situasi yang diterima.

Pengasuhan ulang, menurut Wright cukup baik untuk memulihkan trauma relasional. Pengasuhan ulang tidak berarti meledakkan ketakutan dan teror dengan cara tidak terkendali. Cara ini bukan dengan mendorong diri kita sendiri. Bagi banyak orang yang berasal dari sejarah trauma relasional, melakukan hal-hal sulit dan mendorong diri melampaui batas bukanlah keunggulan pertumbuhan.

Cara paling sederhana untuk belajar menumbuhkan kedirian atau pulih dari trauma relasional, adalah dengan mengatakan tidak pada apa yang terasa terlalu sulit. Dengan begitu, bisa membuka peluang untuk mengeksplorasi kemampuan sesuai kapasitas diri. Selain itu, mempertimbangkan kapasitas diri juga mendukung pemulihan trauma relasional.