Bagikan:

YOGYAKARTA - Diet bisa sangat merepotkan kecuali Anda memiliki niat yang bulat. Namun terdapat tawaran menjanjikan untuk tetap bisa bugar tanpa menjalani diet ketat. Sebuah pola makan secara intuitif, akan lebih optimal alih-alih menjalankan diet yo-yo atau kadang diet lebih sering enggak.

Tak seperti diet yang mengutamakan asupan mikromutrien lebih banyak atau makronutrien berupa protein saja. Pola makan intuitif lebih pada cara makan yang menyesuaikan kondisi kesehatan tubuh. Menurut Evelyn Tribole, RDN. pola makan intuitif merupakan self-care yang mana ukurannya adalah tubuh. Pandangan soal anti-diet ini tercetus pada 1955 tertulis dalam Intuitive Eating: A Revolutionary Anti-Diet Approach oleh Elyse Resch, RD.. Lalu berkembang dalam studi yang tercatat khususnya oleh Resch dan Tribole.

 Pola makan intuitif bukanlah diet, tetapi banyak praktisi menyebutnya diet lapar-kenyang. Kondisi lapar dan kenyang jadi acuan tetapi betul-betul membutuhkan pengenalan masing-masing pada tubuh setiap orang. Menurut Tribole, makan bukan cara untuk hidup. Tetapi kita akan hidup dengan kesadaran interseptif. Kesadaran ini berkaitan dengan sensasi fisikal, antara lapar dan kenyang.

Dengan kesadaran, Anda akan makan sesuai takaran rasa kenyang sesuai tubuh. Ini terlepas dari jam berapa makan pada siang hari seperti kebanyakan orang makan berdasarkan jam, apa yang telah Anda konsumsi pada hari sebelumnya atau kemarin, atau apa yang rekan Anda, teman, atau anggota keluarga sedang atau tidak makan.

pola makan secara intuitif yang bikin bugar tanpa diet
Ilustrasi pola makan secara intuitif yang bikin bugar tanpa diet (Freepik/pvproductions)

“Ini adalah praktik tentang belajar mendengarkan sinyal tubuh Anda sendiri saat membuat keputusan tentang makanan, alih-alih mengambil arahan dari sumber eksternal, seperti yang dilakukan orang saat berdiet,” kata Bonnie Giller, RDN, ahli diet yang tinggal di West Hempstead, New York.

Penting untuk diketahui, pola makan intuitif ini adalah tentang otonomi tubuh. Pada 2016, analisis dari 24 penelitian menemukan makan secara intuitif dikaitkan dengan penurunan makan secara emosional, gangguan makan, dan bantu mengatasi citra tubuh negatif. Riset mungkin dibutuhkan lebih lanjut. Tetapi, karena pola makan secara intuitif bisa bermanfaat untuk menikmati makan tanpa takut gendut atau makan secara emosional yang kerap dialami seseorang perfeksionis, maka layak untuk dicoba.

“Banyak orang berasumsi bahwa intuitive eating (IE) adalah tentang penurunan berat badan, atau jika Anda tidak menurunkan berat badan, Anda tidak melakukannya dengan benar.  Saya tidak bisa cukup menekankan bahwa ini bukan tentang penurunan berat badan, ”kata Tribole.

Tribole menjelaskan, banyak orang berasumsi bahwa pola makan berdasarkan intuisi erat dengan penurunan berat badan. Atau kalau tidak melakukan dengan benar, maka berat badan enggak akan turun. Makan tanpa diet tetapi acuannya intuisi ini, sekali lagi bukan tentang menurunkan berat badan.

Ada juga ketakutan tentang bagaimana kebiasaan makan akan berubah setelah Anda berhenti mengikuti aturan diet. Apakah Anda akan duduk-duduk dan makan donat dan es krim sepanjang hari? Tentu ketika Anda memiliki pengetahuan bahwa makan donat dan es krim buruk untuk tubuh, maka normalnya akan membatasi mengonsumsi jenis makanan tersebut.

Ukuran nutrisi juga tidak diabaikan dalam pola makan intuitif ini. Saran Giller dilansir Everyday Health, Rabu, 1 Februari, mengatakan bahwa nutrisi dalam makan makanan berdasarkan intuisi acuannya rasa untuk memilih makanan berkualitas.