5 Fakta tentang Lagu Metallica, <i>Jump in the Fire</i>
Artwork sampul single Jump in the Fire milik Metallica (Instagram @metallica)

Bagikan:

JAKARTA - Dirilis pada Juli 1983 sebagai lagu keempat pada album debut Metallica, Kill 'Em All, dan kemudian pada Januari 1984 sebagai single, Jump in the Fire adalah salah satu dari segelintir lagu Metallica di mana Dave Mustaine mendapat kredit penulisan, termasuk The Four Horsemen, Metal Militia, dan Phantom Lord.

Menurut setlist.fm, Jump in the Fire adalah lagu ke-67 yang paling banyak dimainkan Metallica di atas panggung, yakni dibawakan hampir 100 kali. Namun, James Hetfield dkk mencopot lagu ini dari setlist mereka selama 20 tahun - dari 1984 hingga 2004.

Berikut ini adalah lima fakta yang membuka mata tentang Jump in the Fire, dihimpun VOI dari majalah Revolver.

1. Seperti yang dikatakan Dave Mustaine kepada Rolling Stone pada 2017, lagu pertama yang dia tulis adalah Jump in the Fire pada usia 16 tahun, saat masih di band metal Panic, sebelum membawanya ke Metallica pada 1982. Tentu saja, meski menulisnya, Mustaine tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk merekam Jump in the Fire atau lagu lain dengan Metallica, selain dari beberapa demo.

2. Lirik James Hetfield untuk Jump in the Fire ditulis dari sudut pandang iblis, yang menggoda manusia dengan dosa sehingga mereka akhirnya bisa "melompat ke dalam api" neraka. Lirik asli Mustaine, seperti yang terdengar dalam demo No Life 'Til Leather, sangat berbeda, berurusan dengan kecemasan remaja dan hasrat seksual.

3. Kill 'Em All merefleksikan pengaruh New Wave of British Heavy Metal terhadap Metallica. Dan Jump in the Fire, khususnya, terinspirasi oleh raksasa NWOBHM Iron Maiden. Pada tahun 2004, ketika Metallica memainkan Jump in the Fire secara langsung untuk pertama kalinya dalam dua dekade, drumer

Lars Ulrich mendeskripsikan lagu tersebut sebagai jawaban atas Run to the Hills-nya Iron Maiden.

4. Dari Rolling Stones (Got Live If You Want It!) hingga KISS (Alive!) hingga Type O Negative (The Origin of the Feces), banyak band merilis album live palsu yang menampilkan rekaman studio dengan tambahan suara penonton. Metallica masuk ke dalam aksi "fake live" tersebut dengan single Jump in the Fire pada Januari 1984. Single ini menyertakan, di sisi-B-nya, lagu Phantom Lord (live) dan Seek & Destroy (live). Terlepas dari bagaimana trek dideskripsikan dalam tanda kurung di judulnya, keduanya sebenarnya adalah rekaman studio alternatif yang di-overdub dengan suara penonton — dan cukup jelas setelah mendengarkannya.

5. Binatang bertanduk, berkulit merah yang muncul dari kobaran api dalam sampul single Jump in the Fire adalah salah satu ikonografi Metallica yang hebat. Pada tahun 2009, itu bahkan diubah menjadi action figure Metallica yang dapat dikoleksi. Faktanya, iblis Jump in the Fire itu berasal dari tahun 1978, ketika seniman Les Edward melukis gambar itu dengan cat minyak untuk sampul novel thriller okultisme karya Graham Masterton, The Devils of D-Day, yang dirilis pada tahun berikutnya.