Bagikan:

YOGYAKARTA – Orang yang terlalu pemilih, cenderung membutuhkan waktu lama untuk memutuskan sesuatu. Mereka membutuhkan pertimbangan pro dan kontra sebelum menjatuhkan pilihan. Berbeda dengan orang impulsif, mereka tidak pilih-pilih dan mudah menyesuaikan diri serta merasionalisasikan keputusan mereka.

Ronald E. Riggio, Ph.D., profesor bidang leadership dan psikologi organisasional di Claremont McKenna College, mengatakan bahwa terlalu pilih-pilih melibatkan unsur kepribadian, pola perilaku, dan pemrosesan kognitif. Melansir Psychology Today, 6 Januari, orang pemilih cenderung agak terlalu analitis. Mereka sangat berhati-hati menimbang pro dan kontra. Akibatnya, membutuhkan banyak waktu untuk mengambil keputusan.

Riggio bercerita tentang rekannya, ia terlalu pemilih dalam hal teman kencan. Dia tidak menyukai bentuk dagu gadis yang dijumpainya, caranya mengucapkan kata tertentu, hingga telinganya terlampau lebar untuk wajahnya. Akibatnya, dia jarang berkencan dengan siapa pun.

orang yang terlalu pemilih
Ilustrasi orang yang terlalu pemilih (Freepik/Cookie_studio)

Orang yang terlalu pemilih, atau disebut pickiness, memiliki beberapa aspek temperamental. Mungkin ada unsur obsesif kompulsif atau emosionalitas. Kalau berdasarkan temuan penelitian, anak-anak yang suka pilih-pilih makanan misalnya, mereka memiliki tingkat emosi yang lebih tinggi. Kebalikannya, orang yang tidak pilih-pilih, cenderung lebih impulsif, fleksibel, dan terbuka terhadap pengalaman.

Penelitian profesor Riggio menemukan, beberapa orang hanya pilih-pilih dalam bidang tertentu dalam hidup mereka. Misalnya makan, berkencan, atau ketika mengevaluasi barang untuk dibeli. Meskipun sebagian besar orang picky, pilih-pilih dalam banyak hal. Orang yang pemilih/pilih-pilih cenderung menganalisis, dan sering menganalisis secara berlebihan, pilihan yang akan mereka buat. Beberapa dari mereka dapat membuat orang lain atau customer service merasa frustasi karena mereka ragu, mengevaluasi berlebihan, dan kembali ragu.

Terobsesi dengan detail sebelum membuat keputusan, mungkin berefek negatif. Sama seperti memilih suatu hal secara impulsif pun juga tak jarang memilih secara tidak bijaksana, tergesa, dan tidak rasional. Tetapi, orang impulsif cenderung lebih mudah menyesuaikan.