JAKARTA - Malam midodareni jadi salah satu prosesi adat pernikahan yang bakal dilakoni Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Midodareni merupakan prosesi yang dilakukan malam hari sebelum proses ijab kabul. Malam midodareni juga disebut sebagai malam terakhir sebelum calon manten melepas masa lajang.
Tak sebatas acara malam terakhir melajang, kedua mempelai pernikahan adat Jawa juga harus menjalani serangkaian upacara. Dalam satu malam, Anda akan melihat terdapat beberapa upacara sakral yang mereka jalani.
Nyantri
Nyantri memiliki makna menginap. Dalam upacara perkawinan adat keraton, nyantri mengharuskan calon pengantin pria untuk datang dan bermalam di rumah calon mertua selama tiga hari tiga malam. Bahkan dulu di keraton terjadi hingga 40 hari. Namun dalam budaya sekarang, nyantri tidak mengharuskan calon mempelai pria menginap.
Calon pengantin pria datang mengenakan pakaian kasatriyan yang terdiri atas jarik (kain panjang), jas takwa yang terbuat dari sutera, ikat kepala jebehan, belum memakai bunga, memakai sumping berlian atau intan. Pada saat sekarang ini calon pengantin, kalau nyantri hanya memakai pantalon dan jas lengkap saja.
Jonggolan
Malam midodareni diawali dengan jonggolan atau seserahan. Biasanya, keluarga calon mempelai pria akan menyambangi kediaman calon mempelai wanita dengan membawa beberapa barang seserahan. Barang tersebut harus berjumlah ganjil dan terdiri dari barang keperluan sehari-hari. Mulai dari buah-buahan, aneka kue, peralatan mandi, pakaian, tas, alat makeup atau kosmetik, dan makanan tradisional. Perwakilan keluarga pria akan menyerahkan bingkisan ini pada keluarga wanita.
BACA JUGA:
Tirto Wening
Tirto wening merupakan air putih yang diberikan pada calon pengantin pria oleh ibu calon pengantin wanita. Air, yang disebut tirto wening, itu diminumkan kepada mempelai pria setelah perwakilan keluarga calon mempelai pria menyatakan maksud kedatangan dan menyerahkan seserahan atau bingkisan yang dibawa.
Catur Laksita Tama
Lalu dilanjutkan dengan catur laksita tama atau empat sikap utama. Nantinya, nasihat akan diberikan oleh ayah calon pengantin wanita pada calon pengantin pria. Nasihat tersebut berupa Hangayomi permintaan untuk mengayomi istri, Handayani untuk mencukupi kebutuhan istri, Hangayemi untuk menjadi tempat ternyaman bagi istri, dan Hanganthi menjadi kepala keluarga yang baik bagi istri dan anak.
Tilik
Setelah catur laksita tama, ada upacara tilik. Dalam bahasa indonesia, tilik artinya melihat atau menjenguk. Di upacara ini, ibu-ibu keluarga calon pengantin pria akan menyambangi kamar untuk bertemu dengan calon mempelai wanita. Tentu saja, calon mempelai pria tidak diperkenankan ikut karena wanita masih dipingit.
Pamitan
Rangkaian upacara malam midodareni akan ditutup dengan pamitan. Saat pamitan, ada pancing gelung, yaitu busana yang akan dikenakan oleh calon mempelai putra saat akad nikah besok dan angsul-angsul yaitu tanda tresno. Oleh-oleh buah tangan dari keluarga calon mempelai putri untuk keluarga calon mempelai putra.