JAKARTA - Sutradara Quentin Tarantino terlihat sering menyindir Marvel beberapa waktu belakang. Ia bahkan menyebut studio itu tidak mengorbitkan aktor dan film seperti layaknya industri sinema.
Dalam siniar 2 Bears 1 Cave, Quentin Tarantino menyebut Captain America dan Thor adalah seorang bintang tapi bukan bintang film. Karakter di Marvel adalah bintang namun mereka bukan aktor.
“Mereka adalah satu-satunya hal yang tampaknya membangkitkan kegembiraan di antara basis penggemar atau bahkan untuk studio yang membuatnya. Itulah yang membuat mereka bersemangat,” kata Quentin Tarantino.
“Itu hanya fakta bahwa mereka adalah representasi keseluruhan dari era film saat ini. Tidak ada banyak ruang untuk hal lain. Itu masalah saya,” lanjutnya.
Tarantino menjelaskan, ia tidak benci dengan film Marvel namun ia menyayangkan banyaknya film Marvel yang menutupi film lain yang dipikir lebih layak dari film Marvel.
BACA JUGA:
“Saya suka sekali mengoleksi komik Marvel ketika anak-anak. Mungkin jika film ini keluar ketika saya berusia 20 tahun, saya bakal sangat bahagia dan menyukainya,” katanya.
Pernyataan itu dibalas oleh Simu Liu, salah satu aktor Marvel yakni bintang Shang-Chi. Ia menganggap Marvel berhasil membawa keberagaman di industri film yang sebelumnya didominasi kaum kulit putih.
“Jika gerbang untuk kepopuleran film datang dari Tarantino dan (Martin) Scorsese, saya tidak akan punya kesempatan untuk menjadi pemeran utama dalam film dengan penghasilan 400 juta USD,” tulis Simu Liu.
“Saya kagum dengan kepintaran mereka dalam membuat film. Mereka adalah kreator yang ajaib tapi mereka tidak perlu menunjuk saya atau siapa pun,” jelasnya.
“Tidak ada rumah produksi yang sempurna. Tapi saya bangga bekerja dengan mereka yang berupaya membuat superhero beragam dengan kekuatan untuk menginspirasi semua orang dan semua komunitas di manapun,” lanjut Simu Liu.
“Saya juga suka “Zaman Keemasan” tapi itu sangat kaum kulit putih,” tutupnya.
Ini bukan pertama kalinya Quentin Tarantino berbicara soal Marvel. Sebelumnya ia juga bicara bagaimana dominasi film Marvel membuat industri perfilman tidak seperti dahulu.