JAKARTA - Pagelaran Sabang Merauke kembali digelar di Ciputra Artpreneur, Jakarta, pada Sabtu - Minggu, 12-13 November 2022. Ini adalah pagelaran langsung ketiga setelah sebelumnya digelar di Candi Prambanan dan Djakarta Theatre.
Berbeda dengan film yang bentuknya sama dan tidak berubah, pagelaran Sabang Merauke memiliki perubahan dari setiap penampilannya. Pertama tampil secara langsung di Pelataran Candi Prambanan, Yogyakarta pada 26 Maret 2022.
Pagelaran terasa mmegah karena digelar dengan latar candi Prambanan yang indah. Namun, penontonnya terbatas karena pembatasan jarak sangat ketat.
Juni 2022, pagelaran diboyong ke Jakarta dengan penonton terbatas. Visual Candi kemudian dimodifikasi dengan layar lebar. Jumlah penari diciutkan, namun begitu pesona keindahan Indonesia yang dijabarkan lewat lagu, tarian, wastra, dan juga bahasa tidak sedikitpun berkurang.
Pagelaran Sabang Merauke menyajikan 21 lagu daerah dan satu lagu nasional yang dirangkai secara harmonis. Untuk mewujudkan itu, pementasan melibatkan lima penyanyi nasional, 46 musisi tradisional dan modern, serta 135 penari profesional.
Lagu-lagu daerah yang dilantunkan secara medley berpadu dengan tarian dan busana yang didesain khusus dengan kekayaan kain dari daearah yang sama. Menyaksikan pertunjukan ini selama satu jam seolah mengajak penonton untuk mengelilingi Indonesia dari ujung barat menuju ujung timur secara berurutan.
Seluruh tim yang terlibat mampu merangkum keindahan budaya Indonesia. Indonesia memiliki ribuan suku dan bahasa yang berbeda-beda yang tersebar di lebih dari 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke. Dengan luas geografis mencapai 1.811.570 km2, Indonesia juga memiliki kekayaan seni dan budaya yang begitu luas dan luhur.
Pertunjukan ketiga yang digelar kali ini merupakan penyempurnaan dari pentas sebelumnya. Jumlah penari ditambah, penampilan wastra juga berganti, demikian juga dengan komposisi penyanyi. Sebagai Music Director, Kikan Namara menambahkan
Menonton pagelaran Sabang Merauke ibarat kembali ke rumah besar bernama Indonesia. ementasan melibatkan enam penyanyi nasional yakni Kikan Namara sebagai music director sekaligus lead vocal, Mirabeth Sonia, Christine Tambunan, Taufan Purbo, Alsant Nababan dan musisi generasi muda Swain Mahisa.
Sektor musikalitas juga semakin menawan dengan kehadiran Batavia Madrigal Singers, dan 46 musisi tradisional dan modern. Sementara itu, nuansa etnik kedaerahan akan semakin terasa berkat Kidung & team di bagian penata musik tradisional serta dukungan dari Ava Victoria & Team Orchestra.
Menonton lagi pagelaran Sabang Merauke tak memberi jeda untuk bosan, justru semakin penasaran dan meningkatkan cinta pada tanah air. Hal itu juga diakui oleh Direktur Utama iForte dan Protelindo Group Aming Santoso.
"Saya nonton sudah puluhan kali dari latihan, gladi kotor, gladi resik, sampai pentas ketiga ini. Ternyata nggak ada bosennya. Rasanya malah tambah kagum dan bangga. Saya harap ini bisa menjadi tontonan anak muda agar mengenali budaya bangsa," ujar Aming Jumat, 11 November.
Pentas ketiga ini ditujukan untuk memperingati Hari Pahlawan dan terbuka untuk umum. Penjualan tiket akan dikembalikan pada masyarakat dalam bentuk donasi. Semangat berbagi membangun negeri mengikuti contoh Pahlawan.
“Di masa-masa terdahulu, para pemuda dan pahlawan bangsa berjuang demi mempertahankan Indonesia. Sekarang, adalah tugas kita untuk merawat kemerdekaan dan juga warisan adiluhung para leluhur bangsa. Penyelenggaraan Pagelaran Sabang Merauke merupakan ajakan nyata bagi masyarakat khususnya anak-anak muda untuk kembali mencintai kemegahan karya-karya leluhur bangsa,” lanjut Aming.
Direktur BCA Antonius Widodo Mulyono mengatakan bahwa Pagelaran Sabang Merauke diharapkan dapat menjadi social movement yang mendorong masyarakat, khususnya generasi muda untuk lebih mencintai warisan budaya bangsa. Sehingga, kelak di masa mendatang generasi muda semakin bangga dengan kearifan lokal dan budaya bangsa Indonesia.
“Tak hanya menjadi sarana agar masyarakat semakin mencintai warisan budaya bangsa, pementasan ini diharapkan bisa menjadi penggerak agar masyarakat semakin menyelami kekayaan bangsa ini. Sehingga kami berharap budaya yang merupakan salah satu jati diri bangsa ini bisa selalu berkilau dan tak lekang oleh kemajuan zaman,” ia menjelaskan.
BACA JUGA:
Sutradara Pagelaran Sabang Merauke, Rusmedi Agus, menuturkan Pagelaran Sabang Merauke merupakan wahana yang tepat bagi masyarakat untuk menyaksikan secara langsung seberapa besar kekayaan warisan budaya leluhur bangsa.
“Pagelaran Sabang Merauke merupakan paduan apik antara musikalitas dan aksi koreografi yang akan mengaduk-aduk emosi penonton baik senang, sedih, tertawa dan bangga telah menjadi bagian dari besar dan sebegitu megahnya kekayaan Ibu Pertiwi. Kami berharap, semua yang menonton pementasan ini bisa pulang dengan rasa bangga telah terlahir di Indonesia,” urai Rusmedi.
Kemegahan Pagelaran Sabang Merauke tidak hanya terjadi di dalam arena pementasan. Di luar ruang pertunjukan juga turut diselenggarakan berbagai parade budaya seperti prosesi Palang Pintu khas budaya Betawi yang merupakan simbolisasi Jakarta sebagai tuan rumah. Lalu ada pula cultural fair, pameran lukisan hingga live painting dari seniman-seniman Indonesia yang sayang untuk dilewatkan.