Berkomunikasi saat Bercinta Perlu Dilakukan secara Tepat, Biar Tak Canggung
Ilustrasi berkomunikasi saat bercinta (Freepik/jcomp)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Perbedaan hasrat atau lamanya tidak bercinta, mungkin membuat pasangan bercinta merasa canggung. Bahkan kadang ada rasa takut harapan tak sesuai dengan kenyataan. Ahli berpengalaman dan terapis seks berlisensi Diane Gleim, memberikan saran cara berkomunikasi tentang seks saat bercinta.

Pasangan yang berkomitmen tidak selalu bercinta. Karena kesibukan, bercinta jadi lebih jarang. Menurut Gleim dilansir Psychology Today, Minggu, 6 November, kliennya mengeluhkan rasa canggung, perkiraan tentang orgasme, dan takut banyak harapan yang tidak kesampaian tentang momen berdua bersama pasangan. Karena persoalan itu, Gleim memberikan panduan khusus untuk berkomunikasi tentang seks saat bercinta.

1. Mengkomunikasikan hal yang positif

Jika ada sesuatu terasa positif atau menyenangkan, ada beberapa cara untuk mengkomunikasikannya. Anda dapat menggunakan bahasa tubuh, misalnya untuk merapatkan tubuh pada pasangan Anda. Biasanya, dengan merapatkan tubuh dan mengkomunikasikan hal yang menyenangkan akan menghasilkan relasi yang sehat. Untuk komunikasi verbal, bisa memvokalisasikan suara “Aaah, “Ya!”, “Lebih banyak!”, “Di sana!”.

berkomunikasi saat bercinta
Ilustrasi berkomunikasi saat bercinta (Freepik)

2. Berbicara tentang perasaan yang menyakitkan

Selain mengkomunikasikan hal yang menyenangkan, Anda dan pasangan juga perlu saling jujur dalam berkomunikasi soal hal yang menyakitkan. Misalnya jika merasakan nyeri, Anda bisa mengekspresikan dengan kata “Aduh!”. Karena pasangan mungkin tidak bisa membaca dari ketidak-nyamanan tubuh ketika bercinta, mengkomunikasikannya secara verbal akan lebih baik.

Menurut Gleim, hindari berasumsi kalau pasangan akan merespons langsung dengan membaca bahasa tubuh Anda. Maka, perlu dikomunikasikan secara verbal tentang sensasi rasa nyeri atau rasa tidak nyaman yang dialami.

Sebagai tambahan, jika merasakan sakit Anda perlu menurunkan lonjakan ketegangan pada sistem saraf. Tak papa menghentikan sebentar bermesraan dengan pasangan. Setelah itu, Anda dan pasangan bisa melanjutkan lagi dengan suasana yang lebih seksi sekaligus nyaman untuk setiap orang.

3. Membicarakan sensasi stimulus tertentu

Apabila Anda mengharapkan sesuatu, perlu dikomunikasikan juga. Termasuk ketika stimulus tidak menimbulkan sensasi yang diinginkan, tak perlu takut untuk mengkomunikasikannya. Menurut Gleim, tak ada yang salah dengan mengkomunikasikan hal yang tidak sesuai harapan. Bahkan Gleim memberikan pemahaman bahwa setiap orang bertanggung jawab atas kesenangan mereka sendiri.

Kata-kata yang bisa diucapkan, jangan terlalu kasar ya. Misalnya dengan mengucapkan, “Sayang, bisakan kita melakukan X saja?”, atau, “Saya benar-benar ingin melakukan Y sekarang”, dan lagi,”Bisakah kamu bergerak ke yang lebih tinggi/lebih rendah/ lebih keras/lebih lambat?”.

Pesan Gleim, setiap orang yang berpasangan dan bercinta sama-sama mengejar kesenangan ketika bercinta. Artinya, tidak ada yang harus merasa hebat atau tidak ada yang hanya menerima umpan balik saja. Lebih jauh lagi, setiap orang yang berpasangan perlu berkontribusi pada kesenangan pasangan dan bertanggung jawab atas kesenangannya sendiri.