JAKARTA - Via Vallen mengalami pendarahan baru-baru ini. Hal ini merupakan dampak setelah pedangdut itu memutuskan untuk mempertahankan janin yang sudah tidak berkembang.
Alhasil ia rela kandungannya dikuret setelah mengalami kondisi lemas. Ia menceritakan detik-detik ketika mengalami pendarahan melalui media sosial.
Awalnya, Via Vallen sedang mengandung anak pertamanya dengan suaminya, Chevra Yolandi. Namun ketika melakukan pengecekan, janinnya divonis tidak berkembang sejak usia 8 minggu yang seharusnya menginjak 12 minggu.
Via Vallen bertekad untuk mempertahankan bayinya meskipun tidak kunjung berkembang. Beberapa dokter yang didatangi Via sudah menyarankan agar kandungannya dikuret.
Kemudian pada 20 Oktober lalu, Via Vallen merasa sakit perut usai mengisi sebuah acara di Jakarta. Ia masih bernyanyi sembari menahan sakit kala itu. Namun kondisi itu malah memperparah Via di mana kulitnya menguning.
"Akhirnya selesai nyanyi aku langsung ke mobil buat otw ke hotel. Obatnya juga aku minum. 3 menitan pas mau sampai hotel yang tadinya sakitnya cuma 10 detik ini jadi sakit terus nggak hilang-hilang,” tutur Via Vallen pada hari ini, Rabu, 26 Oktober.
“Sampai aku teriak nangis-nangis saking nggak kuatnya. Suami sudah minta putar balik ke rumah sakit saja. Tapi aku tetap nggak mau karena kalau ke rumah sakit pasti langsung dikuret," tulisnya.
Sesampainya di hotel, Chevra Yolandi mengantar Via Vallen ke kamar dengan kursi roda. Namun setelahnya, Via mengalami pendarahan luar biasa hingga Via meraa ada yang keluar.
"Suami sudah khawatir banget sama aku, dia terus-terusan nanyain aku, 'Lemas atau nggak?' Karena darah yang keluar banyak banget. Aku bilang nggak apa-apa karena emang ngerasa nggak lemas. Aku masih kesakitan suami maksa kau buat rebahan di kasur saja. Nggak lama terasa ada yang keluar lagi, aku ke bathtub lagi," lanjunya lagi.
BACA JUGA:
Via Vallen yang pingsan langsung didekap oleh Chevra. Pedangdut itu menjelaskan Chevra mengalami trauma karena ditinggal sang ibu.
"Suami sudah teriak kepanikan, aku ditelentangkan di lantai kamar mandi dia peluk aku, dia nangis ketakutan, Kata suami, waktu aku pingsan nafas aku tersengal-sengak kayak suara ngorok. Btw suamiku ini kondisinya juga masih trauma karena tahun lalu ngadepin mamanya pas meninggal," jelas Via Vallen.
Via Vallen pun dilarikan ke rumah sakit dengan tensi 60. Dokter pun menyarankan agar kandungan di perut Via untuk dikuret. Itu satu-satunya yang bisa membuat kondisi Via kembali normal.
"Di situ ternyata tensiku cuma 60, tanganku diinfus dua-duanya, detaku di monitor, kondisiku di situ sudah kayak orang kritis. Biar infusnya sudah sampai dua tensi masih nggak stabil, habis naik dikit turun lagi. Aku nggak nyangka bisa sefatal ini," lanjutnya.
"Dokter bilang, 'Kenapa baru dibawa ke RS, sampai tensinya 60? Termasuk telat ini.' Kata dokter juga kondisiku nggak akan membaik kecuali dikuret untuk menghentikan pendarahan dan sakit di perutnya. Akhirnya suamiku bilang, 'Ayo Mi kuret aja ya Mi kondisimu lebih penting Mi biar nggak sakit lagi.' Akhirnya aku mengiyakan suamiku," katanya.
Via Vallen melakukan transfusi darah hingga empat kantong. Ia bersyukur masih bisa diselamatkan dari kondisi tersebut. Ia juga belajar dari keputusannya yang ingin menahan janin yang tidak berkembang.