YOGYAKARTA - Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) termasuk ke dalam salah jenis gangguan mental yang dapat memengaruhi proses belajar dan cara bersosialisasi anak. Sebagian anak dengan ADHD juga mengalami disleksia. Lantas apa itu ADHD dan disleksia?
Penjelasan Seputar Apa Itu ADHD dan Disleksia
Dikutip VOI dari Halodoc, Kamis, 20 Oktober 2022, ADHD adalah salah satu gangguan perkembangan saraf yang kerap terjadi pada masa kanak-kanak. Kondisi ini dapat menyebabkan anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.
Sementara, disleksia adalah gangguan dalam perkembangan membaca, menulis, atau mengeja. Disleksia umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun.
ADHD dan disleksia kerap terjadi secara bersamaan. Menurut Dr. Russel Baskley dalam bukunya yang berjudul Taking Charge of ADHD: The Complete Authoritative Guide for Parents, anak-anak dengan ADHD lebih cenderung memiliki ketidakmampuan belajar daripada anak-anak yang tidak memiliki gangguan tersebut.
ADHD tergolong ke dalam gangguan mental kronis yang membuat penderitanya sulit untuk fokus pada tugas yang mengharuskan mereka untuk mengatur atau mengikuti instruksi.
Tak hanya itu, penderita ADHD juga sangat aktif secara fisik sampai pada tahap yang mungkin dianggap tidak pantas di beberapa tempat.
Sebagai contoh, anak yang mengidap ADHD mungkin akan menjawab pertanyaan dengan cara beteriak, sering menggoyang-goyangkan badan dan menganggu orang lain di kelas. Kendati demikian, tidak semua penderita ADHD selalu mengganggu temannya saat berada di kelas.
Sedangkan, gangguan disleksia dapat membuat pengidapnya kesulitan untuk belajar membaca, mengeja, dan mengenali kata-kata. Dengan demikian, pengidap disleksia akan akan memiliki pemahaman bacaan, kosakata, dan pengetahuan umum yang lebih sedikit ketimbang anak-anak seusia lainnya yang tidak mengidap disleksia.
Dalam buku A New Understanding of ADHD in Children and Adults yang ditulis oleh Dr. Thomas E Brown, gangguan fungsi eksekutif yang terkait dengan ADHD juga terkait dengan disleksia.
Sementara, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), hampir 50 persen dari anak-anak yang didiagnosis ADHD juga mengidap disleksia. Meski begitu, perlu diingat bahwa ADHD tidak menyebabkan disleksia, begitu juga sebaliknya.
Gejala ADHD dan Disleksia pada Anak
Perlu diketahui, gejala ADHD dan disleksia pada anak sangat mirip. Kondisi ini menyulitkan tenaga medis untuk mengetahui penyebab perilaku yang ditunjukkan anak.
Meskipun begitu, menurut Asosiasi Disleksia Internasional, ADHD dan disleksia bisa membuat anak menjadi pembaca yang tidak lancar.
Pengidap ADHD dan disleksia juga mungkin dapat bertingkah atau menolak ketika diminta untuk membaca.
Gejala lainnya, anak dengan ADHD dan disleksia mungkin memiliki tulisan tangan yang berantakkan dan seringkali terdapat masalah pada ejaan. Kondisi ini akan berdampak pada prestasi mereka di sekolah.
Cara Meningkatkan Kemampuan Anak yang Mengidap ADHD dan Disleksia
Orang tua pasti akan merasa bingung dan khawatir jika si kecil mengidap ADHD dan disleksia. Meskipun begitu, Anda tidak boleh menyerah.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk meningkatkan kemampuan anak yang mengidap ADHD dan disleksia:
- Meminta bantuan kepada tenaga pendidikan profesional, seperti psikolog pendidikan, konselor, spesialis perilaku dan spesialis membaca untuk membantu sang buah hati dalam proses belajar.
- Bekerja sama dengan spesialis intervensi membaca
- Mendatangi Tenaga medis agar anak dapat pengobatan yang tepat
Demikianlah informasi seputar apa itu ADHD dan disleksia. Semoga bermanfaat!