Mengapa Rumah Gadang Memiliki Atap Bertingkat, Ternyata Ini Alasannya
Mengapa Rumah Gadang Memiliki Atap Bertingkat (Instagram @@ihsancolank)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Tak bisa dikesampingkan bahwa rumah yaitu salah satu dari keperluan primer manusia. Tanpa rumah manusia akan kedinginan, kepanasan, dan tiada daerah berlindung. Dari rumah, semuanya diawali dan usai. Rumah dapat mendeskripsikan bagaimana orang-orang yang tinggal di dalamnya. Malahan dapat membuktikan kebiasaan masyarakat yang tinggal di wilayah itu. Lalu mengapa rumah gadang memiliki atap bertingkat?

Meski begitu juga dengan rumah adat Sumatera Barat. Rumah-rumah adat yang banyak dijumpai di wilayah Solok, Padang Panjang, Pasaman, dan tempat-tempat lain itu menandakan keunikan tradisi Sumatera Barat. Tak seluruh wilayah bisa menjadi daerah dibangunnya rumah adat Minangkabau. Pasalnya, cuma kawasan telah berstatus sebagai nagari (desa atau kelurahan) saja yang bisa diwujudkan daerah berdirinya rumah adat ini.

Selama ini yang kita ketahui sebagai rumah adat Sumatera Barat merupakan Rumah Gadang atau Godang. Tetapi, ada sebagian ragam rumah adat Sumatera Barat yang diketahui oleh masyarakat. Fungsi dari rumah adat itu merupakan untuk pertemuan keluarga, pesta pernikahan, daerah musyawarah warga, dan kesibukan-kesibukan perkumpulan lainnya.

Tetapi demikian, sebagaimana rumah pada biasanya, rumah Gadang juga diterapkan sebagai daerah tinggal keluarga besar, khususnya untuk kaum perempuan. Nyatanya, jumlah kamar yang tersedia di kamar ini bertumpu pada banyaknya perempuan yang ada di dalam keluarga itu.

Mengapa Rumah Gadang Memiliki Atap Bertingkat

Berdasarkan cerita, lancang nenek moyang ini semula berlayar menuju hulu Batang Kampar. Sesudah hingga di suatu tempat, para penumpang dan awak kapal naik ke darat. Lancang ini juga turut ditarik ke darat supaya tak lapuk oleh air sungai.

Lancang kemudian disangga dengan kayu-kayu supaya berdiri dengan kuat. Lalu, lancang itu dikasih atap dengan menggantungkan layarnya pada tali yang dihubungkan pada tiang lancang itu. Berikutnya, sebab layar yang menggantung benar-benar berat, tali-talinya menyusun lengkungan yang menyerupai gonjong.

Lancang ini menjadi daerah hunian buat sementara. Berikutnya, para penumpang perahu itu membikin rumah daerah tinggal yang menyerupai lancang itu. Sesudah para nenek moyang orang Minangkabau ini menyebar, wujud lancang yang bergonjong terus dibuat sebagai ciri khas wujud rumah mereka.

Sisi Unik Rumah Adat Sumatera Barat

Tak bisa diabaikan bahwa rumah adat Sumatera Barat benar-benar gampang untuk dikenali sebab wujudnya yang unik dan khas. Ujung-ujung atap meruncing seperti tanduk kerbau dan melengkung turun di komponen tengah.

Keunikan rumah adat Sumatera Barat ini, mulai dari segi arsitektur, wujud, ataupun warnanya, menjadikannya menarik untuk dikunjungi. Tak main-main, rumah adat yang ada di jaman kini ini acap kali menjadi tujuan pelancong dalam negeri ataupun mancanegara. Malahan tak sedikit dari mereka yang berbangga untuk berfoto ria di depannya lalu meng-unggah-nya di media sosial.

Tak cuma itu, keunikan bangunan rumah Gadang sudah menginspirasi arsitektur di belahan negara lain. Semisal bangunan The House of the Five Senses yang mulai dioperasikan pada tahun 1996 sebagai gerbang utama Taman Hiburan Efteling di Belanda. Bangunan itu didesain oleh Ton van de Ven yang mengadopsi desain rumah Gadang

Tak cukup hingga di situ, desain rumah Gadang juga diadopsi oleh Malaysia. Kala itu, Malaysia mempertunjukan bangunan paviliun di World Shanghai Expo 2010.

Masih ada sebagian keunikan rumah adat Sumatera Barat. Di bawah ini, kita akan membahas lebih terperinci apa saja keunikan rumah adat ini.

Bentuknya Mirip Perahu

Atap Tanduk Kerbau

Peletakan Tiang

Kayu yang Tahan Rayap

Tidak Menggunakan Paku

Tahan Gempa

Lumbung Pangan Terpisah dari Rumah

Atap Rumah yang Ideal untuk Area Tropis

Setelah memahami mengapa rumah gadang memiliki atap bertingkat, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!