YOGYAKARTA – Pertumbuhan badan anak yang berlebih hingga berukuran seolah seperti raksasa atau melebihi ukuran tubuh anak anak seusianya bisa disebabkan karena kondisi gigantisme. Kondisi ini jarang diketahui oleh masyarakat. Agar dapat melakukan pencegahan, kenali pengertian hingga faktor penyebab gigantisme.
Pengertian dan Faktor Penyebab Gigantisme
Dikutip dari Alodokter, gigantisme adalah gangguan pertumbuhan yang berdampak pada tumbuhnya tubuh anak hingga sangat tinggi dan besar melebihi anak seusianya. Kondisi ini disebabkan karena berlebihnya produksi hormon pertumbuhan.
Harus diketahui bahwa gigantisme beda dengan akromegali yang biasanya dialami oleh orang dewasa. Bahkan akromegali biasanya baru bisa terdiagnosis di usia 30–50 tahun. Berbeda dengan gigantisme yang terjadi pada anak di masa pubertas akhir.
Pakar di National Institutes of Health - MedlinePlus, faktor penyebab gigantisme terjadi karena produksi hormon pertumbuhan atau growth hormone/GH diproduksi secara berlebihan. Hal itu terjadi akibat adanya tumor jinak di kelenjar pituitari atau hipofisis.
Faktor penyebab gigantisme yang kerap dijumpai adalah karena hormon pertumbuhan atau growth hormone (GH) diproduksi secara berlebihan. Kondisi tersebut dipicu oleh adanya tumor jinak di kelenjar hipofisis atau tumor kelenjar pituitari di bagian bawah otak.
Kelenjar tersebut punya peran perkembangan seksual, pengendalian suhu tubuh, produksi urin, hingga terkait metabolisme pertumbuhan wajah, tangan, dan kaki.
Selain itu, kondisi lain yang juga meningkatkan produksi GH dalam tubuh misalnya adanya penyakit genetik seperti Carney complex. Penyakit ini berpengaruh pada warna kulit (pigmentasi) dan menimbulkan tumor jinak di kulit, jantung, dan sistem endokrin (hormon).
Lalu adanya penyakit genetik yang berpengaruh pada pigmentasi tulang dan kulit seperti sindrom McCune-Albright.
GH juga bisa dipicu oleh penyakit genetik di mana satu atau lebih kelenjar endokrin membentuk tumor seperti pada kasus neoplasia endokrin tipe 1 atau tipe 4.
Gejala Gigantisme pada Anak
Orang tua bisa mengenali gejala gigantis. Gejala tersebut makin terlihat seiring dengan bertambahnya usia anak, yakni sebagai berikut.
- Tinggi dan berat badan di atas rata-rata anak seusianya
- Tangan dan kakinya berukuran besar dan tebal
- Lebarnya dahi dan dagu
- Bentuk wajah yang tegas namun kasar
- Kerap merasa sakit kepala
- Masa pubertas yang terlambat
- Tidur kerap terganggu
- Air susu ibu (ASI) keluar sebelum waktunya
- Menstruasi tidak teratur
- Hiperhidrosis atau keringat berlebih
- Gampang lelah
- Penglihatan terganggu
- Ada celah di antara gigi
Cara Mengobati Gigantisme
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, gigantisme terjadi karena hormon pertumbuhan yang berlebih. Untuk menanganinya, produksi GH harus dikendalikan.
Dikutip dari Alodokter, beberapa pilihan pengobatan untuk pasien gigantisme adalah sebagai berikut.
- Operasi
Langkah ini dilakukan untuk mengangkat tumor hipofisis yang berdampak pada penekanan saraf hingga memicu peningkatan produksi hormon pertumbuhan.
- Pemberian Obat
Pemberian obat medis dalam kasus ini dilakukan untuk mendukung kondisi pascaoperasi atau jika operasi tidak bisa dilakukan.
- Terapi
Langkah ini dilakukan saat kadar GH tak kunjung stabil saat dilakukan operasi. Terapi yang dilakukan adalah terapi radiasi atau radioterapi yang dilakukan dalam jangka waktu bulanan hingga tahunan agar lebih efektif. Salah satu jenis radioterapinya seperti terapi sinar gamma atau gamma knife radiosurgery.
BACA JUGA:
Cara Mencegah Gigantisme
Sayangnya hingga saat ini belum ada cara mencegah gigantisme pada anak. Orang tua harus benar-benar cermat untuk mengamati tumbuh kembang anak. Jika ditemukan gejala gigantisme, segera periksa ke dokter.
Itulah informasi terkait pengertian hingga faktor penyebab gigantisme. Untuk mendapatkan informasi lain, kunjungi VOI.ID.