YOGYAKARTA – Kalau Anda pernah merasa ngantuk seharian, merupakan salah satu gejala hypersomnia. Tetapi secara medis, hypersomnia adalah kondisi ketika seseorang merasa sangat mengantuk pada siang hari. Kondisi ini bisa disebabkan berbagai faktor, termasuk faktor neuroloigs. Untuk lebih lengkap lagi, kenali apa penyebab hypersomnia dan cara pencegahannya dalam penjelasan di bawah ini.
Penyebab hypersomnia
Mengantuk bisa mengganggu aktivitas. Karena tidak bisa berkonsentrasi penuh, fokus menyelesaikan pekerjaan, atau tugas lainnya. Hypersomnia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pertama, hypersomnia idiopatik.
Hypersomnia idiopatik adalah kondisi ketika seseorang sangat mengantuk tanpa alasan yang jelas. Kedua, jenis hypersomnia primer, yaitu hypersomnia yang disebabkan kondisi neurologis atau gejala narkolepsi. Ketiga, hypersomnia sekunder yang disebabkan kondisi medis. Seperti depresi, multiple sclerosis, kerusakan saraf akibat trauma kepala, penggunaan obat atau alkohol, tumor, kerusakan sistem saraf pusat, dan sleep apnea.
Hypersomnia juga dialami seseorang dengan kondisi tertentu. Faktor risiko ini, dialami oleh orang yang mengalami masalah pada ginjal, jantung, sistem saraf, fungsi tiroid rendah, ensefalitis, dan epilepsi.
Gejala hypersomnia
Hypersomnia sering kali dimulai antara pertengahan remaja dan awal dua puluhan. Tetapi gejalanya bisa muncul kapan saja dengan interval atau intensi tertentu. Pada wanita, gejala hypersomnia bisa memburuk sebelum menstruasi. Menurut Hypersomnia Foundation dilansir Healthline, Rabu, 4 September, sekitar 10-15 persen orang yang mengalami gejala hypersomnia, akan hilang sendiri tanpa alasan yang jelas.
Gejala hypersomnia, antara lain kesulitan bangun dari tidur panjang, berpikir dan berbicara lambat, kesulitan mengingat sesuatu, mudah tersinggung, kecemasan, energi rendah, halusinasi dialami dalam beberapa kasus. Apabila mengalami gejala ini, penting sekali ke dokter untuk mendiagnosis hypersomnia. Dokter biasanya akan menanyakan riwayat medis, meminta membuat buku harian tidur, diukur skala kantuk Epworth, tes latensi tidur ganda, dan tes memakai polysomnogram.
Pengobatan hypersomnia
Pengobatan hypersomnia terdapat beberapa pilihan. Tergantung apa penyebabnya dan jenis apa yang dialami. Pilihannya meliputi pengobatan untuk mengobati narkolepsi. Seperti obat untuk meningkatkan kewaspadaan, obat stimulant, obat mencegah kelemahan otot dan rasa kantuk. Selain itu, perubahan gaya hidup dapat membantu pada beberapa kasus. Seperti mengatur jam tidur dan mengikuti diet kaya akan makanan utuh.
BACA JUGA:
Meskipun hypersomnia tidak mengancam jiwa, tetapi dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang yang mengalaminya. Karena bisa mengganggu bekerja, belajar, dan melakukan aktivitas sehari-hari.
Cara pencegahan hypersomnia
Terdapat beberapa cara pencegahan beberapa bentuk hypersomnia. Misalnya dengan menciptakan lingkungan tidur yang tenang, menghindari minum alkohol, dan obat-obatan tertentu. Penting juga mencari pengobatan yang mendasarinya untuk mencegah komplikasi.
Perlu diperhatikan, orang tidur lebih dari satu jam, kemungkinan memiliki risiko terkena hipertensi, stroke, atau penyakit kardiovaskular. Maka penting sekali mengenali betul berapa jam sehari Anda tidur dan mengenali polanya. Orang dengan hypersomnia, dapat tidur lebih dari 11 jam dalam setiap 24 jam. Apabila mengalami gejala hypersomnia seperti yang dijelaskan di atas, penting sekali segera periksa ke dokter.