YOGYAKARTA - Japanese Encephalitis (JE) adalah virus langka yang menimbulkan infeksi berbahaya bagi kesehatan manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus ini merupakan penyebab utama ensefalitis virus di Asia. Namun belum banyak yang mengenal virus Japanese Encephalitis dan gejala-gejalanya.
Virus Japanese Encephalitis ditemukan di daerah Asia, terutama di wilayah pedesaan di mana aktivitas pertanian seperti sawah dan peternakan babi sering terjadi. Sejumlah 24 negara di kawasan WHO bagian Asia Tenggara dan Pasifik Barat punya risiko penyebaran virus ini.
Japanese Encephalitis adalah penyakit virus yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan peradangan otak. Mengingat virus ini bisa menimbulkan masalah kesehatan serius, sangat penting untuk mengenal virus Japanese Encephalitis dan cara mencegahnya.
Mengenal Virus Japanese Encephalitis
Japanese Encephalitis adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus JE, anggota dari keluarga Flaviviridae. Virus ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, terutama spesies nyamuk Culex. Virus ini termasuk dalam genus yang sama dengan virus dengue, Zika, demam kuning, dan West Nile.
Japanese Encephalitis umumnya ditemukan di wilayah Asia Tenggara, Asia Timur, dan beberapa bagian Australia. Meskipun sebagian besar kasus infeksi virus JE bersifat asimtomatik (tidak menunjukkan gejala), sekitar 1 dari 250 orang yang terinfeksi bisa mengalami peradangan otak yang parah.
Gejala Japanese Encephalitis
Gejala dari Japanese Encephalitis biasanya muncul 5 hingga 15 hari setelah seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi. Pada tahap awal, gejala yang muncul dapat berupa:
- Demam tinggi mendadak
- Sakit kepala yang hebat
- Mual dan muntah
- Nyeri otot
- Kelemahan tubuh
Jika penyakit ini berkembang, dapat terjadi gejala yang lebih serius, seperti:
- Kejang-kejang
- Penurunan kesadaran atau koma
- Disorientasi atau kebingungan
- Tremor (gemetar)
- Gejala neurologis lainnya seperti lumpuh atau kelemahan pada salah satu sisi tubuh
Pada kasus yang parah, Japanese Encephalitis dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian. Tingkat kematian pada pasien yang mengalami infeksi otak akibat virus ini mencapai 20% hingga 30%.
Cara Penyebaran Virus Japanese Encephalitis
Japanese Encephalitis ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Culex yang telah terinfeksi oleh virus. Nyamuk ini biasanya aktif pada malam hari dan berkembang biak di daerah yang banyak genangan air seperti sawah dan kolam-kolam air. Virus ini pertama kali ditemukan di Asia, tetapi saat ini telah menyebar ke berbagai wilayah lainnya.
Virus JE umumnya menginfeksi babi dan burung air yang menjadi inang perantara atau "reservoir" untuk virus ini. Ketika nyamuk menggigit hewan yang terinfeksi, virus ini masuk ke dalam tubuh nyamuk dan berkembang biak, kemudian dapat menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang sama.
BACA JUGA:
Pencegahan dan Pengobatan Japanese Encephalitis
Saat ini, belum ada obat khusus yang bisa menyembuhkan infeksi virus Japanese Encephalitis. Penanganan medis yang diberikan umumnya bersifat suportif, yaitu membantu meringankan gejala dan komplikasi yang muncul. Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah yang sangat penting untuk menghindari infeksi ini.
Berikut beberapa langkah pencegahan virus Japanese Encephalitis yang dapat dilakukan:
- Vaksinasi: Vaksin adalah cara paling efektif untuk mencegah infeksi virus JE. Vaksin JE biasanya diberikan kepada orang-orang yang tinggal atau akan bepergian ke daerah endemik.
- Menghindari Gigitan Nyamuk: Upayakan untuk menghindari gigitan nyamuk dengan cara menggunakan kelambu saat tidur, memakai pakaian tertutup, serta menggunakan obat anti-nyamuk.
- Mengurangi Tempat Berkembang Biak Nyamuk: Menguras atau mengeringkan genangan air di sekitar rumah untuk mengurangi populasi nyamuk di lingkungan.
- Menyemprot Insektisida: Melakukan penyemprotan insektisida di area sekitar tempat tinggal untuk membunuh nyamuk dewasa dan larva.
Demikianlah ulasan mengenal virus Japanese Encephalitis sebagai penyakit serius yang disebabkan yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan otak yang parah dan memiliki risiko tinggi terhadap kerusakan otak permanen atau bahkan kematian. Baca juga 3 fase demam berdarah dengue.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.