5 Tindakan Orang Tua yang Membuat Anak-Anak Remaja Merasa Tidak Nyaman
Ilustrasi tindakan orang tua yang membuat anak-anak remaja merasa tidak nyaman (Freepik/People creations)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Menjadi orang tua membutuhkan proses belajar yang panjang. Karena tidak setiap orang tua bisa menjadi sempurna, bahkan tidak ada. Kadang, tindakan orang tua yang niatnya baik, ternyata bikin anak-anaknya beranjak remaja menyimpan rasa kecewa.

Seorang penulis dan psikoterapis yang berbasis di Amerika Serikat, Sean Grover, LSCW., mengatakan banyak orang tua bersama anaknya datang ke ruang terapi. Mereka adalah orang tua yang penuh kasih dan bermaksud baik memberikan komentar tentang semangat anak-anaknya.

Dilansir Psychology Today, Selasa, 20 September, Grover mengatakan terkejut tentang perilaku orang tua yang mempermalukan anak-anaknya. Berikut apa yang tercatat oleh Grover mengenai perilaku orang tua yang membuat anak-anaknya merasa tidak nyaman.

1. Sering memberikan kritik

Tidak ada yang berkembang dalam lingkungan yang kritis. Orang tua yang terus-menerus mengkritik membuat anak-anaknya sering merasa gagal. Saat anak-anak sedang bertumbuh, mereka membutuhkan kata-kata yang kuat dalam membangun identitasnya. Perlu pula dipahami bahwa remaja mungkin bertindak keras, tetapi di balik itu mereka memiliki perasaan yang rapuh.

Grover memberikan saran, jangan pernah mengatakan apapun kepada anak Anda kalimat yang tidak ingin Anda dengarkan dari orang lain.

tindakan orang tua yang membuat anak-anak remaja merasa tidak nyaman
Ilustrasi tindakan orang tua yang membuat anak-anak remaja merasa tidak nyaman (Freepik/8photos)

2. Memberi saran yang tidak diminta

Nasihat yang tidak diminta bisa jadi bumerang bagi remaja. Terutama ketika nasihat yang diberikan dengan intensi memerintah, seperti “Kamu harus melakukan ini…”

Remaja menghabiskan banyak waktunya untuk mendapatkan nasihat dari orang dewasa. Ini menunjukkan bahwa mereka sebenarnya membutuhkan arahan tetapi bukan perintah. Itu berarti bahwa nasihat yang tidak diminta mendorong anak remaja untuk membangkang dan merusak kepercayaan.

3. Membanding-bandingkan

Tidak satu orang pun menikmati menjadi orang lebih buruk jika dibandingkan dengan orang lain. Jika Anda sebagai orang tua sering mengutarakan kalimat “Mengapa kamu tidak bisa seperti…”, maka cobalah untuk memeriksa ulang.

Banyak remaja merasa ‘diserang’ ketika orang tua mereka membandingkan dengan teman sebaya atau saudara kandung. Ini juga bisa merusak aspek sosial mereka, selain juga dapat memicu ketegangan emosional.

4. Mengorbankan anak-anak

Mengasuh anak itu tidak mudah, kata Grove. Namun banyak orang tua suka mengeluhkan perilaku anak-anaknya. Misalnya, mereka suka merengek, meratap, dan lain sebagainya. Mengatakan hal negatif tentang anak-anak, melemahkan keteladanan orang tua. Jadi, jika Anda mengeluhkan tentang anak Anda, anak Anda mungkin juga mengeluhkan tentang Anda.

5. Membual tentang diri sendiri

Pada dasarnya, orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya. Tetapi orang tua perlu mengevaluasi ulang bagaimana mengajarkan banyak hal dengan baik pada buah hatinya. Jangan sampai mengucapkan ‘Saat aku seusiamu.. aku bisa..”

Ini merupakan gambaran orang tua yang membual tentang diri sendiri. Pesan yang disampaikan mungkin baik, tetapi menjengkelkan bagi anak-anak.

Setelah menyimak lima hal yang mungkin membuat anak-anak remaja tidak merasa nyaman, Anda perlu memahami bagaimana meminimalisir tindakan tersebut. Grover menyarankan tiga hal, pertama, orang tua perlu lebih banyak mendengar daripada berbicara. Contohnya, dengarkan cerita mereka tanpa penilaian, tanpa referensi diri, tanpa saran, dan perhatikan baik-baik tanggapan anak Anda.

Kedua, terima siapa mereka apa adanya bukan seperti yang Anda inginkan. Dengan begitu anak-anak akan merasa lebih berharga dan tunjukkan kekuatan mereka tanpa membuatnya merasa gagal. Ketiga, jangan pernah menggertak anak-anak Anda yang sudah beranjak remaja. Karena menggertak, menurut pengalaman Grover sebagai psikoterapis, membuat anak-anak berperilaku buruk.