YOGYAKARTA – Banyak alasan yang membuat suasana hati berantakan. Meski bisa disembunyikan atau tetap tersenyum, tetapi respons emosi dapat bergerak di luar kendali. Kata psikolog klinis Lisa Firestone, Ph.D., respons emosi tak dapat dihindari. Perasaan yang muncul tak harus rasional, karena bekerja secara naluriah, langsung, dan dapat dengan mudah dibangkitkan oleh masa lalu.
Firestone menyarankan melakukan tiga metode untuk keluar dari suasana hati yang buruk. Berikut yang bisa Anda lakukan.
1. Menerima perasaan
Penilaian kerap mengikuti perasaan. Artinya penting untuk menerima perasaan tanpa penilaian dan kritis terhadap diri sendiri. Meski tak membenarkan perilaku, tetapi sebagian besar emosi berada di luar kendali. Saran Firestone dilansir Psychology Today, Minggu, 11 September, cobalah untuk menghadapi reaksi tersebut dengan berbelas kasih pada diri sendiri. Ini disebut dengan self-compassion yang artinya perhatian pada diri sendiri, baik pada diri atas penilaian, dan menganggap penderitaan sebagai bagian dari pengalaman manusia.
2. Latihan mindfulness
Mempraktikkan mindfulness juga merupakan upaya self-compassion. Mindfulness ialah perhatian penuh yang bisa jadi cara ampuh untuk tidak terlalu terikat pada setiap perasaan yang menghampiri. Latihan perhatian penuh bisa dengan meditasi yang berfokus pada pernapasan atau tindakan berulang. Ide dasar dari latihan ini, terang Firestone, adalah membiarkan pikiran dan perasaan datang dan pergi tanpa penilaian.
Emosi seperti air pasang, intensitasnya naik dan turun atau datang kemudian pergi. Semakin perhatian dan menerima apa yang sedang dialami, maka bisa membiarkan perasaan berjalan secara alami. Perhatian penuh juga membantu tetap berada di tubuh, berfokus pada napas, dan menajamkan panca indra.
BACA JUGA:
3. Perbanyak bersyukur
Bersyukur bermanfaat pada kesehatan fisik dan mental. Banyak penelitian menunjukkan bahwa meluangkan waktu untuk fokus pada apa yang kita syukuri, adalah cara ampuh untuk merasa lebih bahagia dan puas. Berdasarkan pengalaman pasien Firestone, bersyukur setiap hari membuat mereka menyesuaikan pola pikir dan hanya memikirkan apa yang mereka syukuri daripada benci.
Saran Firestone, luangkan waktu lima menir untuk merenungkan hal-hal yang berharga. Bisa juga menuliskannya dalam jurnal harian.