Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit yang Membuat Ruben Onsu Harus Berobat ke Singapura
Ruben Onsu dan Sarwendah (Foto: IG @sarwendah29)

Bagikan:

JAKARTA - Ruben Onsu akhirnya menjelaskan sakit yang membuatnya harus masuk ICU dan dirawat dua kali di rumah sakit. Ternyata, Ruben sakit Empty Sella Syndrome. Bersama dengan Sarwendah, mereka akan melakukan pengobatan di Singapura meskipun berbeda rumah sakit.

"Kemarin itu aku sudah MRI, jadi ada bercak-bercak putih di bagian otak A, dan yang kedua juga ada Empty Sella Syndrome," kata Ruben, dikutip dari kanal YouTube Trans 7 Official, Senin, 25 Juli.

"Jadi Empty Sella Syndrome ada beberapa tingkat, ada yang memang dia tidak kuat dalam suhu dingin. Ada juga yang penglihatannya makin lama kayak pakai kontak lens jadi dia nggak bisa lama," lanjutnya.

Empty Sella Syndrome merupakan salah satu penyakit langka. Penderitanya sering terlihat lemas dan pucat, bahkan harus dirawat di ICU secara mendadak. Penyakit Empty Sella ditandai dengan pembesaran atau malformasi struktur di tengkorak yang dikenal sebagai sella tursika.

Dikutip dari laman John Hopskin, kebanyakan individu dengan sindrom ini tidak memiliki gejala terkait, tetapi temuan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang kekurangan hormon.

Sindrom sella empty ini dapat terjadi sebagai kelainan primer, yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), atau sebagai kelainan sekunder, yang terjadi karena kondisi atau kelainan yang mendasarinya. Adapun kelianan tersebut seperti tumor hipofisis yang diobati, trauma kepala, atau suatu kondisi, dikenal sebagai hipertensi intrakranial idiopatik (juga disebut pseudotumor serebri) di mana peningkatan tekanan intrakranial menyebabkan sindrom sella empty.

Gejala sindrom empty sella dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain dan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Dalam kebanyakan kasus, terutama pada individu dengan sindrom sella kosong primer, tidak ada gejala terkait (asimptomatik). Seringkali, sindrom ini ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan CT atau MRI ketika individu sedang dievaluasi karena alasan lain.

Gejala paling umum yang berpotensi terkait dengan sindrom ini adalah sakit kepala kronis. Namun, tidak diketahui apakah sakit kepala berkembang karena sindrom sella kosong atau hanya temuan kebetulan.

Banyak individu dengan sindrom ini memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), yang dengan sendirinya dapat menyebabkan sakit kepala jika parah. Dalam kasus yang jarang terjadi, individu dengan sindrom empty sella mengalami peningkatan tekanan di dalam tengkorak (tekanan intrakranial jinak), kebocoran cairan serebrospinal dari hidung (rinorhea serebrospinal), pembengkakan diskus optikus karena peningkatan tekanan tengkorak (papiledema), dan kelainan mempengaruhi penglihatan seperti hilangnya kejernihan penglihatan (visual acuity).

Temuan spesifik pada beberapa individu dengan sella kosong, termasuk anak-anak, telah diisolasi defisiensi hormon pertumbuhan. Individu dengan sindrom sekunder empty sella lebih mungkin untuk mengembangkan kelainan yang mempengaruhi penglihatan dan penurunan fungsi hipofisis karena penyebab yang mendasari mereka, misalnya tumor hipofisis yang diobati atau trauma, mengakibatkan masalah terkait lainnya.