JAKARTA - Pasukan alternative metal, OMNI melontarkan single anyar bertajuk Surrender. Kali ini, Amank Syamsu (vokal), Rully Worotikan (gitar), Romy Sophiaan (bass) dan Robby Wahyudha (drum) mencoba bermain-main dengan emosi.
Surrender merupakan single ketiga yang dipersiapkan untuk album kedua dari band yang berbasis di Jakarta ini. Liriknya bercerita tentang manusia yang hidup di tengah tekanan di mana berbagai cara dilakukan tapi tidak ada hasil yang didapat. Sampai akhirnya, setelah berjuang keras, ia menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Musiknya, disajikan dengan penuh dinamika yang menjadi ciri khas lagu-lagu OMNI.
"Dari lagu-lagu yang ada, kami merasa lagu ini yang paling cocok menggunakan bahasa Inggris. Pada saat proses pembuatan lirik, kami mencoba memasukan kata-kata dalam bahasa Indonesia ke dalam nada vokal. Tapi hasilnya seperti kurang nyaman untuk didengar. Akhirnya kami memutuskan untuk membuat keseluruhan liriknya dalam bahasa Inggris," gitaris sekaligus produser Rully Worotikan menjelaskan alasan penggunaan lirik berbahasa Inggris dalam Surrender kepada VOI, Selasa, 10 November.
Dengan segala keterbatasan di tengah pandemi COVID-19 dan jadwal perilisan yang sudah disepakati, OMNI memutuskan untuk melakukan proses mixing dan mastering secara mandiri. Di mana seluruh prosesnya dilakukan oleh Rully Worotikan, dengan bantuan pengawasan dari seluruh personel OMNI dan Joseph Manurung selaku sound engineer.
Rully Worotikan menuturkan, tidak ada perubahan signifikan dalam kemasan sound di lagu Surrender. Eksperimen-ekperimen terkait equipment selama proses rekamannya juga bisa dibilang tidak dominan.
BACA JUGA:
Sound gitar hi-gain Rully menggunakan Diezel dan Peavey 5150 III, sementara untuk yang crunch menggunakan JCM 800. Semua sound-nya diambil dari Kemper. Sementara itu, Romy Sophiaan menggunakan bass Warwick semi hollow dan Sansamp, Robby Wahyudha menggunakan drum set Tama dengan snare drum Sonor dan cymbal Soultone Artist. Adapun Amank Syamsu, saat take vokal menggunakan microphone dynamic Heil PR31BW.
Lalu, dari sisi komposisi musik, apa perbedaan mencolok antara Surrender dengan single sebelumnya, Kita Pasti Bisa yang dirilis tahun lalu?
"Di lagu ini kami lebih banyak bermain emosi dengan perubahan-perubahan tempo di tiap-tiap bagannya. Dinamika lagu ini bisa dirasakan dengan perubahan sound gitar hi-gain di part intro dan verse menjadi crunch di part chorus, begitu juga di part interlude. Begitu juga di divisi beat. Kami mengusahakan transisi perubahan tempo bisa terdengar nyaman, begitu juga pemilihan beat di bagian chorus. Karena di bagian chorus kami punya lirik penting yang harus disampaikan kepada pendengar-pendengar lagu ini," urai Rully Worotikan.
Meski secara tema berbeda jauh dibandingkan dengan Kita Pasti Bisa. Tapi, tujuan OMNI tetap sama. Mereka selalu berusaha menyampaikan pesan positif di setiap lagu-lagunya.
Bicara soal ide awal dan langkah-langkah penggarapan Surrender, Rully Worotikan mengatakan, hampir semua lagu OMNI dibuat lewat proses jamming. Entah kenapa, lanjut dia, yang selalu mereka buat pertama adalah part intro.
"Kami selalu berusaha membangun mood dari sini. Setelah dapat mood intro yang dirasa pas, baru kami lanjut ke part lain-lainnya sesuai urutan lagu itu sendiri," tuturnya.
Saat ini, OMNI sudah merekam 8 lagu dan semuanya sedang dalam proses mixing. Rencananya bakal ada dua lagu tambahan yang akan mereka rekam Desember mendatang. Jika sesuai rencana, OMNI akan merilis album penuh kedua mereka pada Februari 2021.
Sebelumnya, Rully Worotikan dkk telah melepas album penuh Medulla Oblongata (2013) serta dua single; Negeri Api (2017) dan Kita Pasti Bisa (2019). Surrender sendiri diluncurkan tepat di Hari Pahlawan, 10 November 2020 di kanal YouTube OMNI Official. Nikmati sensasi lagu ini dalam video musik di bawah.