YOGYAKARTA – Kedekatan atau keintiman emosional, sulit diterangkan secara definitif. Tetapi bagi pasangan yang memilikinya, akan merasa tak berjarak tanpa perlu dijelaskan. Sebaliknya, ketika bentang jarak terasa antara setiap orang yang berpasangan, maka keintiman emosional sedang melemah.
Tanpa membuat hubungan semakin dingin, kerenggangan emosional bisa diatasi. Apa yang dirasakan ketika ada jarak emosional Anda dan pasangan?
1. Merasa sendirian meski di dekat pasangan
Emosi menjadi ‘nyawa’ dari setiap komitmen. Meski seseorang memiliki komitmen dan cocok dengan pasangannya, tidak selalu tanpa dinding. Jika merasakan terdapat dinding antara pasangan, bisa jadi karena koneksi emosional sedang melemah. Menurut Jonice Webb, Ph.D., psikolog berlisensi dilansir Psychology Today, Jumat, 1 Juli, mencontohkan ketika Anda merasa sendirian meski bersama pasangan, bisa jadi tanda melemahkan keintiman emosional.
2. Merasa kurang dicintai
Mengetahui pasangan Anda mencintai Anda berbeda dengan merasakannya. Jika mengetahui, mungkin karena sering mengucapkan ‘Aku cinta kamu’. Tetapi merasakannya, seolah setiap perhatian dan perilaku terasa penuh. Webb menyebutnya dengan ada pemutusan antara kepala dan hati. Ketika ucapan cinta memakai kepala, tidak selalu menyertakan hati, lho. Tembok ini mungkin terjadi karena mengalami pengabaian emosional pada masa kanak-kanak.
3. Sulit mengekspresikan perasaan dan kebutuhan
Ketika pasangan sulit mengekspresikan perasaan dan mengesampingkannya, keduanya perlu mengidentifikasi kembali tentang apa yang dibutuhkan. Dengan begitu bisa berlatih mengkomunikasikannya kepada pasangan sehingga bisa saling terbuka.
4. Tidak jadi diri sendiri
Tanda selanjutnya ketika keintiman emosional melemah, berkaitan dengan tanda sebelumnya. Saat Anda tidak dapat mengekspresikan perasaan dan kebutuhan, maka akan membuat jarak. Selain itu, bisa membuat seseorang tak jadi diri sendiri karena tak bisa jujur mengenai apa yang dirasakan serta dibutuhkan.
BACA JUGA:
5. Sulit mengkomunikasikan hal-hal sulit
Jarak emosional tampaknya membuat pasangan tak mudah untuk mengkomunikasikan hal-hal sulit. Terang Webb, berkomunikasi membutuhkan kedekatan emosional, terutama mengenai masalah-masalah yang dilalui. Dibutuhkan pula pengetahuan, keterampilan, dan identifikasi perasaan Anda sehingga bisa mengungkapkan pada pasangan secara efektif.
Orang dewasa yang mengabaikan aspek emosional, biasanya kalau tidak menghidar atau meledak penuh gejolak. Perlu diketahui, bahwa cara berkomunikasi dan membangun hubungan sehat memang tak dipelajari. Bukan berarti persoalan dalam hubungan tidak bisa diperbaiki. Bahkan bertengkar pun, enggak apa-apa kok. Itu artinya, cobalah untuk mengkomunikasikan perasaan dan kebutuhan kemudian bekerja bersama menuju hubungan dengan koneksi emosional yang lebih berkembang.