Mahkamah Agung Amerika Serikat Batalkan Hak Aborsi, Artis Hollywood Bereaksi Keras
Billie Eilish (Instagram @billieeilish)

Bagikan:

JAKARTA - Mahkamah Agung Amerika Serikat membatalkan hak aborsi atau dikenal sebagai Roe v Wade pada Jumat, 24 Juni. Dengan ini, kebebasan seorang perempuan hamil untuk aborsi terenggut.

“Alasannya sangat lemah, dan keputusan itu memiliki konsekuensi yang merusak. Dan jauh dari membawa penyelesaian nasional masalah aborsi, Roe dan Casey telah menimbulkan perdebatan dan memperdalam perpecahan,” kata Samuel Alito, Hakim yang membatalkan hak aborsi.

Keputusan ini menimbulkan rasa kecewa dari publik termasuk tokoh-tokoh Hollywood. Mereka merasa kecewa karena hak seorang perempuan ditentukan konstitusi yang tidak ada hubungannya.

Taylor Swift menulis, “Saya ketakutan di sini lah kita berada - setelah sekian dekade orang memperjuangan hak wanita atas tubuh mereka, keputusan hari ini melucuti kita.”

“Keputusan Mahkamah Agung hari ini yang membatalkan #RoeVsWade akan memiliki konsekuensi mematikan dengan kerugian paling parah pada orang kulit berwarna yang mengalami diskriminasi di negara kita,” tulis Alyssa Milano.

Patricia Arquette menulis, “Keputusan Mahkamah Agung adalah sebuah kekacauan. Mulai dari memberi hak orang membawa senjata hingga mengambil hak wanita atas tubuh mereka. Kami tidak reaktif ketika kami tahu ini akan datang.”

“Keputusan Mahkamah Agung untuk merampas hak aborsi adalah bahaya - dan saya akan melawannya balik,” tulis aktris Jenny Slate.

“Semua orang bisa memiliki senjata tapi tidak ada yang mendapat otonomi tubuh mereka. Amerika,” tulis Elizabeth Banks.

“Melarang aborsi tidak menghentikan aborsi. Ini menghentikan aborsi yang aman dan legal. Pemerintah tidak berhak mengatur orang dan tubuh mereka,” tulis Nicola Coughlan.

Rachel Ziegler mengatakan, “Kenapa kalian peduli tentang kami? Kenapa kalian pikir kalian punya sesuatu untuk dibicarakan tentang tubuh kami?”

Billie Eilish yang sedang tampil di festival Glastonbury juga menyatakan kekecewaannya. “Hari ini adalah hari yang kelam bagi perempuan di Amerika Serikat. Saya tidak tahan memikirkannya,” katanya.