Kritik Trump dalam Lagu Baru, Demi Lovato Tidak Peduli Kariernya Hancur
Demi Lovato (tangkapan layar video musik Commander in Chief)

Bagikan:

JAKARTA - Penyanyi Demi Lovato merilis lagu barunya berjudul Commander In Chief dan ditampilkan pertama kali dalam acara penghargaan Billboard Music Awards pada Rabu, 14 Oktober.

Lagu tersebut Lovato buat untuk mengkritik Donald Trump, Presiden Amerika Serikat saat ini. Salah satu liriknya berbunyi, “We’re in a state of crisis, people are dying. While you line your pockets deep Commander in Chief.”

Perilisan Commander In Chief menimbulkan respons campur aduk dari penggemar. Tidak sedikit dari mereka yang takut pernyataan politik ini dapat menghancurkan karier Demi Lovato.

Banyak penggemar Trump yang mulai meramaikan unggahan Lovato dengan menuliskan Trump 2020 dan komentar lainnya. “Saya harap kamu sadar (lagu) ini membuat orang yang tidak memiliki pandangan politik denganmu bisa merasa mereka mendengarkan lagu-lagumu. Lagu ini terkesan berlebihan apalagi keluargamu mayoritas orang Republik,” kata salah seorang penggemar.

Demi Lovato pun menjawab segala kritik mengenai Commander In Chief. Dilansir dari NME pada hari ini, 16 Oktober, “Saya tidak peduli jika lagu ini menghancurkan karier saya. Ini bukan soal itu. Karier saya bukan hanya itu.”

“Saya membuat sebuah karya seni atas apa yang saya percaya. Dan saya menaruhnya bahkan di tengah risiko kehilangan penggemar,” kata Demi Lovato.

Selain itu, Lovato juga menyertakan tautan I Will Vote agar penggemar terdaftar sebagai pemilih pada pemilihan presiden November mendatang.

Lagu Commander In Chief dibuat oleh Lovato bersama FINNEAS. Meskipun prosesnya terbilang singkat, tetapi Lovato mengaku puas dengan lagu hasil akhirnya.