JAKARTA - Hari Musik Nasional (HMN) diperingati pada 9 Maret setiap tahunnya. Penetapan tersebut dipilih berdasarkan tanggal lahir dari komponis besar Indonesia W.R Supratman meski kemudian diketahui tanggal lahir yang sebenarnya adalah 19 Maret 1903.
Mulan Jameela mengatakan bahwa Hari Musik Nasional merupakan apresiasi dari negara sebagai bentuk penghormatan terhadap musik yang merupakan bagian dari budaya dan juga para musisinya.
"Ini merupakan apresiasi negara terhadap musik terutama musik Indonesia dan itu dapat meningkatkan adrenalin bagi kami para musisi untuk terus berkarya," ujar Mulan dikutip dari ANTARA, Rabu, 9 Maret.
Menurut Mulan, musik tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Selain itu, musik merupakan bahasa universal yang dapat menyatukan segala macam perbedaan.
"Sangat penting untuk memperingati Hari Musik Nasional, karena musik itu adalah bagian dari keseharian masyarakat semua di berbagai elemen kehidupan. Musik dapat menyatukan perbedaan, apapun itu," kata Anggota DPR RI Komisi VII itu.
Industri musik pada saat ini sudah jauh lebih berkembang dibanding 10 tahun lalu. Oleh karenanya, menurut Mulan adanya kepastian tentang hak cipta dan regulasinya adalah yang dibutuhkan oleh industri musik.
"Kerjasama dan support penuh dari pemerintah juga diperlukan agar industri musik Indonesia dapat lebih diterima di kancah internasional karena menurut saya musik Indonesia tidak kalah keren dibanding negara-negara lain," ujar istri Ahmad Dhani itu.
Ketua Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Adra Karim mengatakan Hari Musik Nasional (HMN) yang jatuh tiap 9 Maret, dapat dimaknai dari berbagai sisi, tak terkecuali sebagai pengingat dan perayaan seni dan budaya bangsa.
"Pertama, kita bisa melihat musik sebagai pengingat bahwa kita adalah negara yang sangat penuh kebudayaan, dan musik adalah bagian dari budaya itu yang tidak bisa terlepas, sudah sangat mendarah daging dan menjadi bagian dari hidup kita," kata Adra kepada ANTARA, dikutip pada Rabu.
Musik, lanjut Adra, bukan hanya sebagai hiburan, namun, juga memiliki fungsi dan akar kebudayaan di Indonesia. "Misalnya, di beberapa daerah, musik harus ada ketika seseorang lahir, beranjak dewasa, hingga menikah. Dan kehadirannya bukan hanya sekadar untuk menghibur saja. Indonesia memiliki budaya sangat dalam dan lekat akan musik," imbuhnya.
Lebih lanjut, pria yang juga seorang komposer jazz tersebut mengatakan HMN dapat menjadi pengingat bahwa musik juga merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dapat diteliti dan didalami.
"Banyak orang yang mendedikasikan hidup mereka untuk mendalami (pengetahuan) musik ini. Mereka melakukan eksperimen, hingga terus mengembangkan dan mencari segala kemungkinan lainnya untuk dieksplor," kata Adra.
"Kadang-kadang perlu diperhatikan lebih lanjut kalau musik bukan hanya sekadar entertainment. Kenyataannya di dunia pendidikan, ini adalah bentuk praktek 'ilmu pengetahuan' yang paling nyata dalam mengasah logika. Terdapat (unsur) matematika, fisika, bahasa, dan kemampuan sosial. Ini bisa diterapkan sejak dini (melalui musik)," paparnya.
BACA JUGA:
Di HMN ini, Adra berharap semua orang dapat membuka mata dan turut mengambil peran dalam mendukung musik Indonesia.
Ia kembali mengingatkan bahwa kesenian dan kebudayaan Indonesia sangatlah kaya dan banyak dikagumi bahkan oleh penikmat musik internasional.
"Kita mulai membuka mata kalau kesenian dan kebudayaan adalah senjata yang paling kuat untuk kita survive, dan juga dikagumi di dunia internasional. Negara kita penuh dengan orang-orang berbakat seni: musik, teater, film, tari, dan lainnya. Ini perlu dilihat, didukung dan dirawat," kata Adra.
"Bukan hanya tugas musisi dan pemerintah yang mendukung, dari masyarakat sendiri juga membuka mata bahwa musik tidak sekadar hiburan, pelakunya juga bekerja, (musisi) adalah profesi, hal yang diseriusi dan ditekuni, sehingga pada akhirnya bisa dihargai dan lebih banyak lagi peminatnya dan menjadi musisi itu mempunyai kepastian hidup juga," imbuhnya.