Bagikan:

JAKARTA - Taman Ismail Marzuki (TIM) yang merayakan hari jadi ke-56 akan menggelar TIMFest 56, sebuah gelaran seni yang berlangsung selama empat hari di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, 7-10 November.

Gelaran ini akan menghadirkan beragam bentuk seni, seperti tari tradisional, teater modern, musik tradisi hingga, musik modern.

Tidak hanya dari seni pertunjukan, TIMFest juga akan menampilkan fashion show, art culinary, pemutaran film independen dari filmmaker muda, pembacaan puisi, hingga instalasi seni interaktif.

Ryan Kampua sebagai Program Director untuk Panggung Betawi Punye Gaye mengatakan, belasan musisi dan grup musik Tanah Air akan hadir untuk memeriahkan acara.

“Untuk headliner-nya kita ada bangkutaman, Sandy Canester, dan Franki Indrasmoro. Selain itu ada juga musisi-musisi emerging dan beberapa muka lama juga,” kata Ryan Kampua saat konferensi pers di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin, 4 November.

Di panggung Betawi Punye Gaye, akan ditampilkan pula musik-musik tradisional, khususnya musik Betawi, hingga penampilan musik dangdut.

Sementara itu, Anisa Nastiti selaku Ketua TIMFest dan Dewan Kesenian Jakarta Komite Film dan Komisi Filantropi mengatakan, gelaran tahun ini juga menghadirkan pidato kebudayaan yang disampaikan oleh sutradara film Garin Nugroho.

“Pidato kebudayan menjadi wadah refleksi mendalam terhadap perkembangan budaya, politik, dan sosial di Indonesia. Acara ini mengundang tokoh-tokoh terkemuka untuk menyampaikan pemikiran dan analisis kritis tentang isu-isu yang mempengaruhi masyarakat. Tahun ini, Garin Nugroho akan menyampaikannya dalam tema Etika, Seni dan Demokrasi,” ujar Anisa Nastiti.

Semua kegiatan yang dihadirkan dalam acara TIMFest dirasa akan menjadi refleksi karya dan budaya seni Indonesia, termasuk juga upaya mempromosikan potensi seni budaya DKI Jakarta pada skala nasional agar lebih dikenal dan dimaknai oleh masyarakatnya.

“Kegiatan ini merupakan pengembangan potensi dan kreativitas para talenta muda dalam melaksanakan kegiatan seni budaya, serta sebagai ajang untuk memberi wadah kegiatan untuk dapat berinovasi sebagai bentuk upaya pelestarian seni budaya, menumbuhkan rasa semangat dan kecintaan terhadap seni budaya,” ujar Kepala UP PKJ TIM, Arif Rahman.

Adapun, TIMFest tahun ini digelar dengan semangat untuk menunjukkan TIM sebagai ‘kawah candradimuka’ bagi para seniman Indonesia sekaligus harapan agar kawasan ini bisa terus memberi sumbangan bagi bangsa dan negara.

“Taman Ismail Marzuki ini bisa dibilang lebih dari sekedar tempat pertemuan. TIM adalah penghormatan hidup bagi semangat seni Indonesia,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta, lwan Henry Wardhana.

“Ini adalah panggung di mana masa lalu, masa kini, dan masa depan bertemu, memungkinkan talenta baru untuk terhubung dengan tradisi yang tak lekang oleh waktu” ujar Ketua Bidang Dewan Kesenian Jakarta, Bambang Prihadi.

Lebih jauh, Anisa Nastiti mengajak seluruh masyarakat pecinta seni di Jakarta dan sekitarnya untuk hadir dalam perayaan TIMFest 56 untuk melihat secara langsung etalase seni Indonesia.

“Karena acaranya gratis, kita mau ajak orang-orang untuk merayakan peninggalan Bang Ali Sadikin ini, yang memang ditujukan untuk tempat bertemunya seniman dan para penikmat seni,” pungkasnya.