Bagikan:

JAKARTA - Bagi pecinta rock, nama Benny Soebardja tentunya sudah tidak asing. Berkiprah di era 70an, namanya bersanding dengan sederet ikon musik rock Tanah Air lainnya seperti God Bless, The Rollies atau AKA.

Benny dikenal sebagai musisi yang berani melawan arus tren. Ia muncul sebagai pionir musisi independen yang menciptakan dan memainkan lagu karya sendiri, di saat band-band lain cenderung mengcover lagu-lagu tenar mancanegara.

Lewat Shark Move, band yang dibentuknya di Bandung, Jawa Barat pada 1970, Benny dan personel lainnya menyalurkan kreativitas musikalnya dengan merangkai sebuah album rekaman bermuatan lagu-lagu karya orisinalnya sendiri.

Salah satu komposisi lagu karya Benny Soebardja di album yang dirilis pada 1973 itu, berjudul “My Life”, menjadi salah satu daya tariknya. Berdurasi hampir 9 menit, dan sarat bauran nuansa psychedelic dan progressive rock. Atau kerap pula disebut ‘art rock’ pada jaman itu.

Setengah abad berlalu, “My Life” dihidupkan lagi oleh gitaris dan music director Dewa Budjana. Versi kali ini menampilkan duet Benny Soebardja dan Andy /rif di lini vokal, dan disuguhkan lewat racikan aransemen berelemen acoustic strings quartet. Lebih fresh dan kekinian.

Ide awal untuk membuat versi baru “My Life” berawal saat Budjana, dramer Budhy Haryono dan Irvan Temons (The Temon’s Berkesenian) menghadiri acara peluncuran piringan hitam (vinyl) Benny Soebardja di helatan Record Store Day Indonesia, di Senayan Park (Spark), Jakarta pada April lalu.

Secara spontan, ketiganya berucap; ‘Yuk bikin album tribute Benny Soebardja!’.

“Memang awalnya akan bikin album dengan aransemen baru dan (berkolaborasi) dengan beberapa aranjer. Kami memilih Budhy Haryono sebagai koordinator ke musisi-musisi (pendukung)-nya,” ujar Budjana dalam keterangan tertulis, 30 Oktober.

Kendati demikian, sejauh ini, untuk sementara proyek ini baru dimulai dengan peluncuran single “My Life”, lantaran masih terbentur sejumlah kendala.

Bagi Dewa Budjana, salah satu alasan untuk membuat proyek tribute ini karena memang sejak masih duduk di bangku SD, ia sudah menggemari karya-karya Benny Sorbardja. Bukan hanya di Shark Move, namun juga di Giant Step, band Benny berikutnya.

“Aku nonton band pertama ketika kelas 5 SD, kebetulan lagi liburan ke Surabaya, ya Giant Step ini. Dan sejak itu jadi penggemar mereka. Kebetulan kakak pertamaku kuliah di Bandung, dan hobi bawa pulang ke Bali kaset-kaset Giant Step, Shark Move, Harry Roesli…. Jadi aku sangat tahu dan hafal tentang Giant Step. ‘My Life’ adalah lagu masa kecilku,” kenangnya.