Tips dari Dokter Tirta untuk Hadapi Omicron: Takut Boleh tapi Jangan Keatakutan
Ilustrasi COVID-19 (Foto: Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Akibat kasus positif COVID-19 yang terus meningkat karena varian Omicron, Pemerintah terpaksa menaikkan tingkat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menjadi level 3 diJakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Jogjakarta, Bali, dan Bandung Raya.

Sampai hari ini Kamis, 10 Februari tercatat ada 4.604 kasus yang positif COVID-19. Menanggapi peristiwa tersebut Dokter Tirta, menilai puncak dari varian Omicron ini bakal terjadi pada bulan Februari dan Maret.

"Dugaan peneliti. Saya sudah bilang ini dari bulan Oktober (2021), antara Februari dan Maret. Semoga sebelum Romadhon sudah stabil lagi," ujar Tirta saat ditemui VOI di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu 9 Februari.

Tirta menjelaskan, di tengah kondisi pandemi yang sedang terus meningkat ini diyakininya tidak akan ada istilah rem darurat yang bakal dilakukan pemerintah. Hal itu disebabkan karena sudah tersedianya vaksin dan juga sistem PPKM.

"PPKM entah itu pro kontra tapi nggak bisa dicegah. Mau nggak mau ya diambil. Kalau nggak diambil bisa jadi kritikan yang luar biasa dari ilmuwan. Yang harus dilakukan selain PPKM adalah tersedianya fasilitas kesehatan secara lengkap terutama Puskesmas dan Rumah Sakit, serta disiplinkan lab-lab," tutur pemilik nama lengkap Tirta Mandira Hudhi ini.

Meskipun sampai saat ini jumlah kasus positif COVID-19 meningkat, Tirta menghimbau masyarakat tidak perlu panik atau ketakutan dan pahami gejala-gejala Omicron.

"Gejalanya itu pedas di mata, hidung pedas banget, lebih mirip flu biasa. Dulu kan demam bisa 5 hari sampai 10 hari, sekarang demam 2 hari dan bisa negatif 5 hari. Cuma buat aman ya karantina 7 sampai 10 hari," katanya.

Agar dapat terhindar dari varian Omicron, Dokter Tirta memberikan beberapa tipsnya. "Harus adaptasi, dapatkan vaksin yang lengkap, booster, olahraga 3 kali seminggu dan hindari tempat ramai. Pokoknya jangan panik. Takut boleh tapi jangan ketakutan. Takut boleh untuk waspada, tapi jangan sampai kita panik, ketakutan sampai kita nggak ngapa-ngapain. Nggak ngapa-ngapain yang ada kita tetep sakit juga. Omicron itu semua orang pasti akan kena, tapi yang penting jangan sampai gejala sedang dan berat aja," pungkasnya.

"Prokes di luar pakai masker sekarang kita nggak cukup itu. Yang penting hidup sehat, makan-makanan bergizi, olahraga 3 kali seminggu. Kalau kita sudah tahu tempat terpapar baru kita hindari lah, yang nggak bisa kuatin kan tetep nekat datang ke tempat ramai, itu hindari dulu," tutup dr Tirta.