JAKARTA – Terdapat banyak sekali varian cara mengatur dan mengelola menu makan atau dikenal dengan diet. Pengaturan menu makan tersebut tentu punya tujuan, mulai dari kesehatan, menjaga kebugaran tubuh, mengatasi alergi kambuh, hingga menurunkan berat badan.
Karena banyak varian diet dan kondisi tubuh setiap orang memiliki metabolisme yang berbeda-beda, tak sedikit orang bingung memilih mana diet yang paling tepat untuk mendapatkan tujuan.
Dilansir Everyday Health, Jumat, 21 Januari, menurut Phil Catudal, pelatih selebriti dan penulis buku bersama jurnalis kesehatan Stacey Colino, banyak orang memilih menu makan dan olahraga yang tidak pas dengan kondisi tubuhnya.
Elemen dalam tipe tubuh secara umum dilihat dari seberapa banyak otot atau lemak, seberapa cepat atau lambat metabolisme, dan keduanya disesuaikan dengan seberapa mudah dan sulitnya seseorang untuk menurunkan berat badan. Cara ini pernah dipaparkan seorang psikolog dengan konsep somatotipe oleh Willian Herbert Sheldon, MD., Ph.D..
Studi kecil di American Journal of Human Biology, mengamati 63 pria berusia 18-40 tahun. Mereka menemukan bahwa partisipan dengan tubuh yang panjang dan ramping memiliki lebih sedikit lemak tubuh, berat badan lebih sedikit, dan massa tubuh tanpa lemak dibanding mereka yang bertubuh curvy dan jam pasir.
Penelitian pada perempuan dilakukan para peneliti di Polandia dan diterbitkan dalam Anthropological Review. Mereka menyimpulkan bahwa somatotipe terkait dengan faktor-faktor tertentu, seperti diet, aktivitas fisik, siklus berat badan, dan indeks massa tubuh. Temuannya, mereka yang memiliki tubuh curvy memiliki tekanan darah diastolic lebih besar dibanding partisipan yang kurus dan bentuk tubuh jam pasir.
Menurut Catudal, menemukan tipe tubuh dominan dapat membantu membimbing Anda menuju kebiasaan sehat yang bekerja paling baik sesuai bentuk tubuh. Ada 3 tipe tubuh yang utama, kata Catudal. Olahraga sehari-hari, kebiasaan diet, dan perubahan metabolisme memengaruhi faktor tipe tubuh. Selain itu, faktor gaya hidup juga bisa mengubah tubuh Anda. Tipe berikut, bisa jadi petunjuk Anda memilih diet yang tepat.
Ectomorph
Bentuk tubuh tipis, panjang, dan kurus disebut estomorph. Jika terjadi perubahan saat usia 30-an, Anda bisa mengamati bentuk tubuh pada usia remaja akhir atau awal 20-an.
Ectomorph ditandai dengan struktur tulang yang lebih kecil dengan bahu cenderung lebih sempit dari pinggul Anda. Bentuk tubuh ini mungkin mengalami kesulitan menambah berat badan karena dapat menangani lebih banyak karbohidrat.
Dalam memecah makronutrien, Catudal menyarankan ectomorph untuk memakan 45-35-20 dengan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak. Ini berarti Anda akan makan protein moderat, rendah lemak, dan diet karbohidrat lebih tinggi. Diet keto atau diet rendah karbo bagi bentuk tubuh ectomorph kerap membuat gagal diet.
Mesomorph
Bentuk tubuh kedua, lebih dominan otot dengan postur jam pasir dan bingkai sedang. Kata Catudal, mesomorph perlu membagi kalori secara merata diantara nutrisi makro.
Endomorph
Endomorph memiliki lebih banyak lemak tubuh. Catudal mengatakan bahwa perempuan dengan endomorph dapat digambarkan dengan tubuh yang montok sedangkan pria disebut kekar. Beban tubuh cenderung pada perut, pinggul, dan paha.
BACA JUGA:
Seseorang dengan endomorph mungkin lebih rentan terhadap resistensi insulin dan perlu memperhatikan asupan karbohidratnya. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tidak dapat secara efektif mengambil glukosa dari darah dan pankreas mengkompensasi dengan meningkatkan produksi insulin. Kondisi ini merupakan gejala diabetes tipe 2.
Pola makan untuk endomorph, saran Catudal, konsumsi makronutrian dengan pembagian 20-40-40 dengan kombinasi karbohidrat, protein, dan lemak.
Selain ketiga tipe di atas, terdapat ecto-mesomorphs dengan tubuh ramping berotot dan meso-endomorphs dengan tubuh kurus tetapi berat badannya bertambah karena kurang olahraga dan pola makan yang buruk.
Catudal mengatakan bahwa dengan mengenali tipe tubuh sendiri, merupakan cara paling efektif untuk diet. Cara ini juga mengurangi risiko diet ketat yang buruk dan memengaruhi kondisi psikologis.