Konser Musik Virtual yang Tak Lagi Menggairahkan
Konser (Yvette De Wit/UnSplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang berlangsung selama 6 bulan membuat promotor melakukan segala upaya agar tetap bisa memberikan hiburan kepada penggemar musik. Berbagai acara virtual diselenggarakan. Namun, sampai kapan mau bertahan?

Promotor asal Inggris, Virgin Money menawarkan konsep baru. Konser Sam Fender yang diadakan di Gosforth Park, Newcastle beberapa hari lalu disebut sebagai konser penjarakan sosial (social distancing concert) pertama yang digelar di tengah pandemi.

Pasalnya, konsep yang digagas Virgin Money itu dinilai banyak pihak bakal jadi sesuatu yang akan dilakukan promotor di seluruh dunia.

Konser Sam Fender menggunakan sistem barikade berbentuk kotak yang diisi 3-4 orang. Di dalam barikade itu terdapat 4 kursi di mana penonton bisa duduk sambil memesan makanan sembari menonton aksi pelantun Will We Talk itu.

Meskipun duduk terpisah, seluruh penonton wajib memakai masker selama menonton konser. Penampilan itu pun bisa dinikmati tanpa harus khawatir akan terkena droplet orang lain.

Selain dinilai efektif, konser social distancing ini juga menawarkan section VIP untuk seluruh penonton. Lalu apakah kita bisa mengadaptasi konsep serupa? Tentu saja bisa. Meski ada beberapa hal yang perlu kita godok lagi.

Selain bakal merogoh kantong penyelenggara lebih dalam, konser social distancing juga perlu dilakukan di tempat yang terjamin kebersihannya. Tidak lupa, serangkaian tes juga harus dilakukan kepada pengunjung agar mereka bisa menyaksikan konser.

Konser drive in dan virtual

Sejauh ini, konser drive in menjadi salah satu solusi di tengah pandemi. Di Indonesia, konser seperti ini akan digelar salah satu promotor pada akhir Agustus nanti. Sementara sisanya, tetap memilih konser virtual yang dinilai lebih mudah diselenggarakan.

Awalnya, konser virtual terdengar menjadi sesuatu yang menyenangkan. Namun, masyarakat mulai merindukan interaksi secara nyata termasuk menonton konser, meski pandemi tidak kunjung usai.

Selain itu, terlalu lama berada di depan layar kaca juga membuat sirkulasi darah tidak lancar dan kurangnya pergerakan fisik. Belum lagi gangguan tidur yang bisa mengurangi konsentrasi.

Dilansir dari The Pip, Jumat, 14 Agustus, pada akhirnya manusia membutuhkan interaksi yang dilakukan di dunia nyata dibandingkan harus terus-terusan berada di dunia maya. Hubungan sosial yang terjalin secara nyata membuat perasaan seseorang lebih bergembira dan terpuaskan.

Jika nantinya Indonesia memiliki konser social distancing seperti yang Virgin Money lakukan, pastikan masyarakat mau menaati peraturan sederhana yang nampak sulit bagi sebagian orang; menggunakan masker! 

Jadi, apakah konser social distancing merupakan terobosan baru untuk acara musik di masa depan?