JAKARTA – Phubbing merupakan akronim dari phone-snubbing, fenomena ini kerap terjadi atau bahkan Anda pernah melakukan ini? Ketika sedang bersama teman atau pasangan, tetapi sibuk dengan gawai masing-masing sehingga tak terjalin interaksi langsung disebut dengan snubbing.
Mengutip penelitian ilmiah yang dipublikasikan dalam Journal of Psychosocial Research On Cyberspace, Senin, 22 November, perilaku phubbing termasuk hal yang dianggap menjengkelkan dan tidak sopan.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh J. Aagaard dalam “Digital Akrasia: A Qualitative Study of Snubbing” tahun 2020, menemukan bahwa perilaku phubbing menyebabkan gangguan afektif, kognitif, dan perilaku yang parah pada interaksi dengan pasangan. Menurut studi, berikut efek negatif dari perilaku phubbing.
1. Berpotensi meningkatkan stres
Penelitian “A Third-Person Perspective on Phubbing: Observing Smartphone-Induced Social Exclusion Generates Negative Affect, Stress, and Derogatory Attitudes” dilakukan oleh tim dengan anggota antara lain Tania Roxana Nuñez, Theda Radtke, dan Sabrina Cornelia Eimler.
Penelitian tersebut menemukan lebih banyak pengaruh negatif dari perilaku phubbing, yang paling dialami adalah tingkat stres pada partisipan dalam penelitian meningkat. Peneliti memiliki hipotesis bahwa pelaku phubbing memiliki strategi koping yang rendah ketika merendahkan orang lain dan memilih sibuk dengan gawainya sendiri.
2. Bersikap kurang hangat
Tentu tidak menyenangkan ketika berjumpa tetapi saling diam hanya karena sibuk mengoperasikan gawai. Selain efek di atas, phubbing juga memengaruhi kehangatan hubungan. Ini akan memengaruhi hubungan dengan pasangan jika sering melakukan phubbing.
3. Merusak kualitas hubungan
Hubungan yang berkualitas memiliki pola interaksi yang sehat. Lantas bagaimana jika masing-masing sibuk dengan gawainya? Menurut penelitian, phubbing bisa merusak kualitas hubungan karena phubber –atau pelaku phubbing- melanggar norma inklusi sosial.
BACA JUGA:
4. Bisa jadi penanda hubungan tak menyenangkan
Selain menandai efek negatif dari phubbing, peneliti juga mengasumsikan pasangan yang melakukan phubbing memiliki hubungan yang enggak menyenangkan. Akhirnya pilih sibuk dengan urusan masing-masing dan menatap gawai lebih mesra.
5. Memengaruhi kesehatan mental
Dilansir Healthline, dikutip dari Journal of Applied Social Psychology, menemukan bahwa phubbing disimulasikan merasa lebih negatif tentang interaksi mereka. Perasaan negatif tersebut bisa didorong oleh kebutuhan inti, antara lain rasa memiliki, harga diri, keberadaan yang berarti, dan kontrol.
Ketika seseorang mengabaikan Anda dan memilih snubbing dengan gawainya, Anda mungkin merasa ditolak, dikucilkan, dan dianggap tidak penting. Ini bisa berdampak signifikan pada kesehatan mental Anda.
Penelitian tersebut di atas juga menunjukkan phubber lebih cenderung meraih ponsel mereka dan mencoba terlibat dengan jaringan media sosial untuk mengisi kekosongan. Ini dianggap sebagai lingkaran setan yang tak kunjung menemukan titik ujung. Artinya, ketika seseorang melakukan snubbing orang disekitarnya juga akan merasakan efeknya. Tetapi orang melakukan snubbing juga didorong satu kondisi.
Nah, bagaimana solusi dari perilaku phubbing menurut Anda? Bukankah alangkah baiknya menghidupkan hubungan yang hangat dan mengontrol diri untuk memutus lingkaran setan tersebut di atas.