JAKARTA – Melewatkan makan siang dengan berbagai alasan, ternyata berefek signifikan pada otak dan tubuh. Sejak Anda sarapan berjarak 6 jam kemudian, tubuh membutuhkan asupan nutrisi supaya metabolisme tetap bisa berkerja. Bagaimana risikonya jika Anda telat makan?
Sebenarnya tidak menimbulkan masalah besar jika dilakukan sesekali. Tetapi jika sering melewatkan jam makan atau telat makan, ahli sedang mengumpulkan bukti tentang dampak jangka panjang. Dilansir Self, Jumat 19 November, telat makan dalam jangka pendek sains telah membuktikan efeknya pada tubuh.
Menurut Brigitte Zeitlin, M.P.H., R.D., C.D.N., pendiri BZ Nutrition yang berbasis di New York, makan secara teratur atau tidak melewatkan jam makan membuat Anda tetap waspada, fokus, dan mencegah penurunan energi.
Saat telat makan, yang terjadi pertama adalah gula darah dan tingkat energi Anda mungkin tubuh. Terang Zeitlin, makanan adalah bahan bakar dan merekomendasikan mengisi tubuh dengan sesuatu setiap beberapa jam supaya bahan bakar dalam tubuh tidak langka.
“Bahan bakar utama untuk otak Anda adalah glukosa, yang didapatkan dari konsumsi makanan terutama yang kaya karbohidrat,” jelas Rachele Pojednic, Ph.D., asisten profesor di Departemen Nutrisi, simmons College dan profesor di Harvard Extension School.
Pojednic menyarankan konsumsi karbohidrat kompleks dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Karbohidrat kompleks sangat bagus untuk energi karena serat yang dikandungnya membantu kadar gula darah tetap stabil.
Nah, jika Anda telat makan, tubuh bisa kehabisan pasokan glukosa langsung. Gula darah rendah dapat menguras energi Anda dan membuat tubuh terasa lesu serta lemah. Tambah Zeitlin, ini juga dapat membuat Anda sulit berkonsentrasi karena otak Anda tidak memiliki bahan bakar yang dibutuhkan untuk berpikir jernih.
BACA JUGA:
Efek yang mengikuti telat makan adalah tidak mempertimbangkan makanan sehat untuk dikonsumsi. Lauren Harris-Pincus, M.S., R.D.N., menjelaskan bahwa hormon ghrelin akan merangsang nafsu makan dan leptin menekan nafsu makan. Keduanya akan mengirim informasi bahwa Anda merasa lapar tetapi karena otak tidak berpikir jernih sebab bahan bakar langka jadi sulit untuk memikirkan apapun selain makan. Termasuk tidak sempat memikirkan mana makanan yang sehat untuk dikonsumsi.
“Ketika orang sangat lapar, mereka cenderung mencari karbohidrat dan permen karena itu akan meningkatkan gula darah mereka,” kata Harris-Pincus.
Ini mungkin akan membuat Anda merasa lebih baik dengan cepat. Yang jadi masalah adalah dorongan itu bisa bersifat sementara jika hanya mengonsumsi karbohidrat saja. Tanpa lemak, protein, dan serat untuk meredam kenaikan glukosa, gula darah bisa melonjak dan kemudian turun lagi. Hal tersebut tidak akan baik untuk kesehatan Anda.
Zeitlin menambahkan, ketika Anda menunggu makan sampai benar-benar lapar, maka akan mudah untuk makan melewati titik kenyang. Akhirnya jadi kekenyangan, mengantuk, perut terasa enggak nyaman.
“Anda cenderung makan berlebihan untuk menutupi kekurangan kalori yang dikonsumsi sepanjang hari. Itu bisa menyebabkan mual, sembelit, kembung, dan kelelahan,” jelas Zeitlin.
Telat makan disamping risiko di atas juga memengaruhi efek umum lainnya. Seperti kalau keseringan asam lambung naik, masuk angin, maupun penurunan tingkat kesehatan secara menyeluruh. Artinya, melewatkan jam makan bukan ide cerdas meskipun aktivitas padat dalam sehari.