Mathias Muchus Ceritakan Syuting <i>Losmen Bu Broto</i> sebagai Usaha Penuh Cinta selama Pandemi
Ilustrasi Mathias Muchus certakan syuting Losmen Bu Broto (doc. spesial)

Bagikan:

JAKARTA – Menggelar gala premiere di tiga kota, Jakarta, Yogyakarta, dan Solo, tim produksi film Losmen Bu Broto memiliki cerita dibalik layar yang menarik untuk disimak. Film ini merupakan adaptasi dari serial film tahun 1980-an dengan judul yang sama.

Tatkala gelaran gala premiere di Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas turut hadir. Beliau memiliki kenangan tersendiri tentang film lawas Losmen Broto dan berharap film garapan baru dengan judul yang sama ini membawa identitas masyarakat Yogyakarta yang ramah.

Mathias Muchus berperan sebagai Pak Broto bercerita mengenai syuting film Losmen Bu Broto pada acara gala premiere yang dilangsungkan di XXI Empire Yogyakarta, Sabtu sore, 13 November.

“Pertama-tama saya ingin memperkenalkan Bu Broto yang cantik itu, yang punya losmen. Posisinya itu ada di Kota Gede. Sangat strategis, persis di pusat kota Jogja. Untuk itu film ini kita syuting di sana selama hampir kurang lebih 3 mingguan. Tapi persiapannya berbulan-bulan sebelumnya,” kata Mathias Muchus.

Pemeran Pak Broto ini mengisahkan upaya dan kerja keras seluruh tim dalam membuat film Losmen Bu Broto. Proses syuting dilakukan selama kurang lebih 3 mingguan dengan persiapan yang telah dimulai berbulan-bulan sebelumnya.

Ia menambahkan, syuting berjalan lancar dengan dukungan masyarakat Yogyakarta yang luar biasa membantu.

“Syuting lancar, didukung oleh masyarakat Jogja yang luar biasa membantu kita. Semua elemen mendukung dan kita sebagai pemain aman,” tambah Mathias Muchus sambil meminta persetujuan Maudy Koesnaedi yang berdiri di sebelahnya.

Mathias Muchus menambahkan lagi, untuk melunaskan kewajiban moral terhadap proses budaya serta dukungan dari seluruh elemen di Yogyakarta maka seluruh tim bersepakat untuk membuat gala premiere di Yogyakarta.

“Saya mengucapkan terima kasih terhadap seluruh undangan yang hadir. Mudah-mudahan berkenan terhadap usaha kami, kerja kami yang penuh dengan cinta, penuh dengan usaha yang luar biasa di masa pandemi. Mudah-mudahan hasilnya bisa dinikmati dan disyukuri bahwa ini adalah salah satu proses budaya yang perlu kita apresiasi,” kata Mathias Muchus mengakhiri sambutannya.