Bagikan:

Orang nomor satu di Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) harus berani memberantas mafia bola, jika ingin dunia sepak bola Indonesia ke depan maju. Hal ini ditegaskan oleh  Ir. H. AA LaNyalla Mahmud Mattalitti yang sudah mendaftarkan diri sebagai salah seorang calon Ketua Umum PSSI untuk ajang Kongres Luar Biasa (KLB).

***

Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 jiwa dan ratusan korban luka-luka menjadi pemantik diadakannya KLB PSSI. Keinginan untuk mengevaluasi Kepengurus PSSI pimpinan Komjen. Pol (Purn.) Dr. Drs. H. Mochamad Iriawan, SH, MM, MH, alias Iwan Bule tak terbendung. KLB akhirnya disepakati digelar di Jakarta pada 16 Februari 2023.

Sejumlah nama sudah mendaftar untuk menjadi calon Ketua Umum selain LaNyalla Mahmud Mattalitti. Yang paling heboh saat Meneg BUMN Erick Thohir mendaftar. Ia didampingi oleh putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep dan Raffi Ahmad serta puluhan pengikut lainnya. Selain itu ada nama Doni Setiabudi, Arif Putra Wicaksono dan Fary Djemy Francis yang juga ingin memperebutkan posisi puncak di PSSI.

Bagi LaNyalla yang juga sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, siapa pun yang nanti dipercaya oleh voter untuk memimpin PSSI ke depan harus punya komitmen dan tekat memajukan sepak bola Indonesia yang jalan di tempat. Dari sisi prestasi, di level regional saja sepak bola  Indonesia masih terseok-seok, apalagi untuk bicara di pentas Piala Dunia. Ia mencanangkan peningkatan prestasi dan kenaikan peringkat FIFA Indonesia kalau terpilih sebagai Ketua PSSI.

Satu lagi hal krusial yang dikemukakan LaNyalla yang pernah menjabat sebagai Wakil ketua Umum PSSI tahun 2013-2015, dan menjadi Ketua Umum PSSI tahun 2015-2016, adalah pemberantasan mafia bola jika ingin sepak bola Indonesia maju. “Dan yang paling penting kita harus berani memberantas mafia bola. Saya sudah pernah membuktikan saat menjadi Ketua Umum PSSI dulu,” tandasnya kepada Edy Suherli, Savic Rabos dan Rifai dari VOI yang menemuinya di kediaman resmi belum lama berselang. Apa saja persiapannya menjelang KLB PSSI, inilah petikan selengkapnya.

LaNyalla Mahmud Mattalitti yakin Presiden Jokowi tidak akan melakukan intervensi di ajang KLB PSSI kali ini. (Foto Savic Rabos, DI Raga VOI)

LaNyalla Mahmud Mattalitti yakin Presiden Jokowi tidak akan melakukan intervensi di ajang KLB PSSI kali ini. (Foto Savic Rabos, DI Raga VOI)

Apa yang melandasi Anda maju sebagai calon Ketua Umum PSSI?

Sebenarnya sejak 2019 saya sudah ingin maju sebagai calon Ketua Umum PSSI. Namun saat itu saya lihat Pak Iwan Bule maju dan ia serius untuk  memimpin PSSI, saya mundur. Saya sempat diskusi tentang program apa saja yang akan ia lakukan kalau terpilih. Saya lihat saat itu programnya cukup bagus, akhirnya saya tidak jadi mendaftar. Namun sekarang situasinya berbeda, saya punya satu tujuan, mengurus PSSI ini tidak perlu banyak omong, tapi harus banyak bekerja. Kita harus punya satu keyakinan kalau Indonesia bisa juara.

Lalu klub-klub sepak bola harus bisa mandiri dan mereka inilah yang akan menghidupkan sepak bola kita. Jangan sampai kejar-kejaran harga klub dengan harga pemain. Jadi harus diatur sedemikian rupa, jangan ada klub bola yang bangkrut.

Dan yang paling penting kita harus berani memberantas mafia bola. Saya sudah pernah membuktikan saat menjadi ketua PSSI dulu. Seperti apa langkah yang akan saya lakukan kalau saya mendapat kepercayaan, sebelum KLB akan saya serahkan ke para voter dan peserta KLB, ada 7 langkah yang akan saya laksanakan nanti.

Apa saja 7 langkah itu?

Saya sudah membuat 7 langkah itu dalam sebuah buku. Pertama, Technical Development, yaitu peningkatan kualitas pemain, pelatih, wasit. Ini nanti ujungnya peningkatan kompetisi. Kedua, Pemberdayaan Klub, klub harus tumbuh menjadi kuat dan mandiri, mengambil peran dalam peningkatan kualitas sepak bola. Ketiga Liga Profesional, liga atau kompetisi lebih profesional dengan mandiri, progresif dan bersaing di level Asia.

Yang keempat adalah National Team Indonesia, tim sepak bola nasional kita harus menjadi pemenang. Kelima, Pengembangan Usaha, harus ada money follow quality, pengembangan kapasitas bisnis di semua lini sepak bola.

Lalu yang keenam adalah  Financial Stability. Harus tercipta keuangan yang rasional, stabil dan tumbuh, khususnya di level klub. Dan yang ketujuh adalah Industri Sepak Bola. Menciptakan ekosistem yang baik dan menjadikan industri sepak bola berkontribusi bagi perekonomian nasional.

Bagaimana memberantas mafia sepak bola?

Klub itu harus mandiri, jangan sampai pemilik klub cross ownership dengan klub lain. Kalau ini terjadi dia akan mengangkat teman-temannya sendiri. Saat memimpin PSSI saya ingat betul, ketika itu ada ISL (Indonesia Super League), PSSI tidak ikut campur. Saya melarang  PSSI ikut campur, liga harus mandiri. PSSI hanya memberikan kebijakan saja, selanjutnya PT. Liga yang mengatur jalannya kompetisi.

Mafia bola kerap intervensi dengan mengatur skor pertandingan, bagaimana Anda mengatasi hal ini?

Saya punya cara sendiri untuk mengatasi hal ini, saya tidak bisa ungkapkan di sini. Itu sudah pernah terjadi saat dulu orang bilang Arema (Malang) yang akan juara. Saat itu lawannya Persib (Bandung), saya jagain Arema dan juga Persib. Wasitnya jangan sampai dintervensi dan memihak ke salah satu tim. Saat itu saya menugaskan Pak Jamal Aziz. Wasit dikarantina, ketika hendak main baru dia muncul. Saat itu orang menduga saya akan memenangkan Arema. Namun dalam kenyataannya permainan fair play dan yang menang Persib. Kita harus jaga itu.

Dalam perekrutan wasit harus bersih. Ini yang akan saya awasi kalau terpilih. Saya akan buang wasit yang kotor, kalau sudah tobat baru kita terima. Tidak ada pihak yang akan dikecewakan wasit. Apalagi dengan cara bayar-membayar.

Apa benar Anda maju sebagai calon Ketua PSSI untuk menyongsong Piala Dunia U-20?

Untuk perhelatan Piala Dunia U-20, kalau terpilih saya akan larang pengurus PSSI untuk campur tangan atau intervensi pada kepanitiaan yang sudah dibentuk Pemerintah dan PSSI kepengurusan Pak Iwan Bule. Kita akan terlibat kalau diminta. Kalau tidak diminta, kita tak akan intervensi.

Tampilnya Kaesang Pangarep mendampingi Erick Thohir saat mendaftar sebagai Calon Ketum PSSI bagi LaNyalla Mahmud Mattalitti bukan termasuk intervensi Presiden Jokowi. (Foto Savic Rabos, DI Raga VOI)
Tampilnya Kaesang Pangarep mendampingi Erick Thohir saat mendaftar sebagai Calon Ketum PSSI bagi LaNyalla Mahmud Mattalitti bukan termasuk intervensi Presiden Jokowi. (Foto Savic Rabos, DI Raga VOI)

Apa lagi persiapan yang Anda lakukan menghadapi KLB?

Saya dan tim sudah melobi para voter. Wajar kalau masih ada yang kaget kenapa baru sekarang. Yang paling penting saya intip adalah soal intervensi, apakah ada intervensi pemerintah dalam KLB ini atau tidak. Jangan sampai saya sudah maju, kemudian disuruh mundur karena ada intervensi. Tapi setelah saya koordinasi dengan Pak Menpora, dia bilang tak ada titipan istana dalam KLB ini. Bahkan Menpora mendorong saya untuk maju. Bismillah saya maju.

Saat bertemu dengan Presiden Jokowi di acara harlah PBB beberapa waktu lalu saya bicara dengan beliau. Saya mohon doa restu untuk maju di KLB PSSI, dan beliau mengangguk. Pada saat yang sama saya juga sudah menyampaikan ke Pak Menteri Sekretaris Negara soal ini. Jadi saya yakin tidak ada cawe-cawe (intervensi) istana dalam KLB PSSI ini. Akhirnya saya mendaftar sebagai calon Ketua PSSI.

Saat Erick Thohir mendaftar, Kaesang Pangarep ikut mendampingi, apakah itu bukan signal kalau istana mendukung salah satu calon?

Saya melihat itu dalam pandangan positif, bukan negatif. Artinya wajar kalau Putra Presiden (Kaesang) ikut mendampingi Mas Erick Thohir mendaftar. Pertama saat perkawinannya kemaren Mas Erick banyak membantu, wajar kalau Kaesang sekarang mendampingi. Tapi belum tentu itu adalah salah satu bentuk intervensi istana. Yang kedua, Kaesang itu punya klub; Persis. Jadi itu masih wajar. Intervensi yang saya maksud, kalau sudah masuk ke voter dan mereka didoktrin untuk memilih salah satu calon. Kalau ini yang terjadi saya yakin sepak bola Indonesia tidak akan berkembang. Para voter tidak diberi kebebasan untuk memilih. Jika memang lawan saya lebih baik silahkan.

Semoga dalam KLB kali ini Allah memberikan hidayah kepada seluruh voter untuk memilih siapa yang tepat dan pantas sebagai Ketua Umum PSSI.

Bukan rahasia kalau di era sekarang para voter diiming-imingi uang, apa sikap Anda soal ini?

Kita tak boleh buruk sangka, biasa kalau orang hijau melihat uang. Anggap saja sedekah kalau ada kandidat yang memberi uang.  Pada saat memilih semoga Allah menggerakkan hati nurani para voter karena ingin melihat sepak bola Indonesia maju. Saat mencoblos itu, bukan karena mendapat sedekah-sedekah itu.

Sampai saat ini sudah berapa banyak dukungan untuk Anda?

Soal dukungan saya tak bisa jelaskan satu per satu. Saya yakin para voter akan memberi dukungan lebih banyak dan bertambah terus, apalagi tidak ada campur tangan dari pemerintah. Dan saya yakin Presiden Jokowi tidak akan melakukan intervensi di KLB PSSI ini. Juga dari Pak Menpora Zainudin Amali, meski pun dia didaftarkan sebagai calon Wakil Ketua Umum PSSI.

Menurut Anda sendiri bagaimana seorang Menpora justru mendaftar menjadi calon Ketua Umum PSSI, yang menjadi salah satu organisasi  cabang olahraga?

Buat saya wajar saja kalau voter mencalonkan Pak Menpora, cuma yang menjadi pertanyaan apakah pengurus-pengurus di cabang olahraga lain bisa menerima, soalnya Menpora itu pembina semua cabang olahraga, ternyata menjadi calon Wakil Ketua Umum PSSI.

Selain  Erick Thohir,  ada calon lain yang mendaftar; Doni Setiabudi, Arif Putra Wicaksono dan Fary Djemy Francis. Bagaimana anda melihat mereka?

Bagi saya bagus semua bagus, silakan aja maju. Kita sebagai manusia punya hak untuk dipilih dan itu tergantung pada voter. Saya yakin para voter akan melihat track record dari para calon Ketum PSSI ini.

Masalah yang dihadapi PSSI itu banyak, kalau Anda terpilih apa saja prioritas yang akan dikerjakan?

Yang pasti prioritas saya memperbaiki rumah federasi ini (PSSI). Mulai dari tatanan administrasi dan orang-orangnya. Saya akan benar-benar koreksi, seperti yang saya lakukan di tahun 2013 – 2015. Saya akan bersihkan, jangan sampai orang yang tidak kompeten masuk dalam kepengurusan PSSI.  Dulu saya menerima pegawai PSSI dengan psikotes, agar tahu yang bersangkutan bisa melaksanakan tugas atau tidak.

PSSI itu seperti lumbung padi, banyak orang yang datang untuk mencari peruntungan, bagaimana Anda mensikapi hal ini?

Biasa-biasa saja yang penting itu jangan membikin susah klub. Saya sudah dengar ada oknum yang untuk menentukan tempat saja harus minta bayar, klub cari wasit atau pelatih juga harus bayar. Yang seperti ini tidak boleh ada. Saya akan kembalikan seperti saya memimpin di tahun 2013 lalu. Saat itu saya mampu membawa timnas junior juara  ajang AFF.  

Apa target anda kalau terpilih?

Tahun tahun 2023 harus jadi juara SEA Games, tahun 2024-2025 kita harus juara AFF. Di ajang Piala Dunia saya targetkan masuk di putaran kedua.

Dengan potensi pemain yang ada, Anda yakin?

Sementara ini saya masih yakin. Menurut saya sepak bola itu tak bisa lepas dari dunia spiritual. Harus ada pendekatan hati ke hati kepada pemain. Dan PSSI tidak boleh intervensi pada pelatih. Saya akan memberikan kebebasan kepada pelatih untuk melakukan sesuatu. Saat menjadi Ketua PSSI begitu yang saya lakukan, dan alhamdulillah hasilnya ada.

Selama ini kalau gagal dalam suatu turnamen, pelatih yang disalahkan, apa tanggapan Anda soal ini?

Kalau pelatihnya gagal wajar kalau dikoreksi. Dan saya tekankan lagi sepak bola itu harus ada sentuhan spiritualnya. Semua lini tak boleh lepas dari doa. Dulu saat pertandingan saya jarang di lapangan, yang saya lakukan di kamar berdoa agar Indonesia bisa menang.

Kalau terpilih adakah target untuk meningkatkan peringkat FIFA Indonesia (per 22 Des 151), di angka berapa yang Anda patok?

Dulu saat memimpin PSSI peringkat FIFA kita dari 172 menjadi 151. Ke depan peringkat harus naik ke 140-an.

Untuk pelatih Timnas Shin Tae Yong, apa yang akan anda putuskan kalau terpilih?

Untuk soal ini saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri, saya akan dengarkan masukan pengurus. Kalau mereka masih menilai Shin Tae Yong masih yang terbaik, silahkan lanjut. Begitu juga sebaliknya. Saya akan dengarkan pengurus suara pengurus.

Soal naturalisasi pemain masih ada pro dan kontra, masih perlu tidak menurut Anda?

Di tahun 2013 saat saya memimpin, tidak ada pemain naturalisasi, karena saya menghargai para pemain yang sudah berlatih. Dan saya punya satu keyakinan banyak anak bangsa yang potensial dan bagus. Tapi saya tidak menutup kemungkinan kalau ada pemain yang mau naturalisasi. Artinya untuk mencari tidak, kalau mereka datang kita terima. Setiap klub saya harapkan bisa melakukan pembinaan pemain usia dini. Asosiasi Provinsi (Asprov) harus terlibat dalam pelaksanaan liga. Setiap Asprov juga harus melakukan pembinaan pada pemain usia dini.

Olahraga Malam dan Koleksi Keris LaNyalla Mahmud Mattalitti

Olahraga malam adalah salah satu kunci kesehatan bagi LaNyalla Mahmud Mattalitti sehingga bisa melaksanakan aktivitas yang padat.(Foto Savic Rabos, DI Raga VOI)
Olahraga malam adalah salah satu kunci kesehatan bagi LaNyalla Mahmud Mattalitti sehingga bisa melaksanakan aktivitas yang padat.(Foto Savic Rabos, DI Raga VOI)

Setiap hari Ir. H. AA. LaNyalla Mahmud Mattalitti menghabiskan waktu untuk melakukan beragam aktivitas. Mulai dari tugasnya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan. Semua dilakukan dengan senang hati sembari meminta kekuatan pada Sang Pencipta. Salah satu kiat sehatnya meski sibuk, ia tak pernah melepaskan olahraga malam.

LaNyalla selalu bersyukur atas kesehatan yang dirasakannya meski kesibukan yang dilakoninya nyaris tiada henti. “Ya, alhamdulillah saya selalu diberi kesehatan oleh yang Maha Kuasa,” kata pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1959 ini.

Ternyata salah satu kiat sehatnya adalah tak pernah lupa melakukan olahraga malam. “Yang pasti pasti saya selalu laksanakan olahraga  malam. Kalau dengar olahraga malam, konotasinya jangan negatif dulu ya, hehehe,” katanya diiringi dengan tawa yang khas.

Olahraga malam yang dimaksud pria berkepala plontos ini adalah salat tahajud, yaitu salat sunah yang dikerjakan di tengah keheningan malam saat nyaris semua orang tertidur lelap. Saat itulah ia melakukan ibadah yang masuk dalam kategori sunah itu.

Gerakan salat yang berdiri, rukuk, sujud hingga berkali-kali itu, bagi LaNyalla tak beda dengan aktivitas gerak dalam olahraga pada umumnya. Cuma bedanya yang ia lakukan tidak hanya aktivitas gerak, namun dibarengi dengan doa kepada Sang Maha Pencipta, penguasa alam serta isinya. “Banyaknya rakaat yang dikerjakan itu saya anggap sebagai olahraga, terutama olahraga jiwa,” ujar LaNyalla yang terus beraktivitas meski pandemi melanda beberapa waktu yang lalu.

Namun tak hanya itu yang ia lakukan untuk menjaga kesehatan, dia juga mengonsumsi vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Satu lagi, yang menjadi pegangannya, bahwa semua penyakit bersumber dari pikiran dan makanan. “Kalau makanan yang kita konsumsi tidak bersih akan jadi penyakit. Kalau selalu berpikiran kotor juga akan menimbulkan penyakit,” ujar pria yang punya hobi keliling Indonesia menyambangi masyarakat sembari menyerap aspirasi.

Bagi LaNyalla yang pernah memimpin Kadin Jawa Timur, Pemuda Pancasila Jawa Timur, KONI dan kini Ketua DPD RI,  beragam kesibukan itu bisa dilalui dengan manajemen waktu yang bagus. “Saya sibuk di DPD RI, sampai sekarang masih ketua Pemuda Pancasila Jawa Timur, kemudian saya pernah jadi Ketua Kadin Jawa Timur. Dan sampai sekarang masih tercatat sebagai pengurus KONI. Semua tergantung kita membagi waktu dan pendelegasian wewenang pada bawahan,” katanya.

Koleksi Keris

Sejak duduk di bangku SMA  LaNyalla Mahmud Mattalitti sudah mengoleksi keris hingga sekarang.(Foto Savic Rabos, DI Raga VOI)
Sejak duduk di bangku SMA LaNyalla Mahmud Mattalitti sudah mengoleksi keris hingga sekarang.(Foto Savic Rabos, DI Raga VOI)

Sejak duduk di bangku SMA LaNyalla Mahmud Mattalitti sudah mulai mengoleksi keris. Hingga sekarang kebiasaan itu terus terpelihara. Saat ini hampir 3.000 jenis keris dari berbagai daerah ia koleksi dengan baik. “Waktu SMA saya dikasih keris dan badik oleh kakek.  Kemudian koleksi keris bertambah saat saya mahasiswa hingga sekarang,” katanya.

Dari awalnya hanya mengoleksi ia pun belajar soal seluk-beluk keris. “Saya mengagumi dan meyakini keris itu adalah hasil karya dan budaya yang bagus sekali dari leluhur bangsa kita,” katanya.

Keris yang indah dan bagus, kata LaNyalla dibikin para empu yang mumpuni. “Memang ada yang menganggap keris itu bermuatan mistik. Tetapi saya tidak menekuni soal itu. Saya hanya berkeyakinan bahwa Allah menciptakan besi punya banyak manfaat yaitu untuk menegakkan kebenaran dan tolong-menolong,” katanya sembari menambahkan bahwa keris biasa menjadi pegangan para raja, penguasa dan orang penting lainnya.

Sejak tahun 1985 mengoleksi keris, tak terasa jumlahnya sudah nyaris 3000 buah. “Saya simpan di Surabaya untuk keris kelas pasukan dan di Jakarta untuk keris kategori jenderal. Sebagian lagi sudah saya hadiahkan akan kepada teman-teman,” ungkapnya.

Keluarga

Meski sibuk dengan beragam aktivitas,  LaNyalla Mahmud Mattalitti tetap memperhatikan keluarga. (Foto Savic Rabos, DI Raga VOI)
Meski sibuk dengan beragam aktivitas, LaNyalla Mahmud Mattalitti tetap memperhatikan keluarga. (Foto Savic Rabos, DI Raga VOI)

Sadar kalau waktunya banyak dihabiskan untuk rakyat, ketika ada kesempatan berada di Jakarta ia manfaatkan benar untuk berkumpul dengan keluarga. “Kalau saya ada di Jakarta, saya tidur bersama istri dan anak-anak, kebetulan anak saya masih kecil-kecil,” kata LaNyalla yang amat menikmati kebersamaan bersama buah hatinya.

Yang membuatnya bangga, istri dan anak-anaknya paham kalau dia memang sibuk dan banyak menghabiskan waktu untuk rakyat, organisasi dan aktivitas lainnya. “Istri dan anak-anak saya paham benar kalau saya ini sibuk  mengurusi banyak hal. Namun kalau ada waktu luang benar-benar saya maksimalkan untuk keluarga,” tandasnya.

Keluarganya memberi dukungan penuh atas aktivitas yang dilakukan LaNyalla Mahmud Mattalitti yang selalu berkeliling Indonesia menyerap aspirasi masyarakat. Termasuk langkahnya akan maju dalam kancah perebutan kursi orang nomor satu di PSSI melalui ajang KLB kali ini.

"Saat bertemu dengan Presiden Jokowi di acara harlah PBB beberapa waktu lalu saya bicara dengan beliau. Saya mohon doa restu untuk maju di KLB PSSI, dan beliau mengangguk. Pada saat yang sama saya juga sudah menyampaikan ke Pak Menteri Sekretaris Negara soal ini. Jadi saya yakin tidak ada cawe-cawe (intervensi) istana dalam KLB PSSI ini. Akhirnya saya mendaftar sebagai calon Ketua PSSI,"

LaNyalla Mahmud Mattalitti