Partager:

Perkembangan industri kendaraan listrik di Indonesia beberapa tahun terakhir amat menggembirakan. Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, SIP, MA, mengatakan ke depan perkembangan industri kendaraan listrik akan semakin pesat. Pemerintah membuka peluang investasi di sektor ini. Inilah yang harus ditangkap dan dioptimalkan.

***

Perkembangan industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia beberapa tahun belakangan menurut Moeldoko yang juga sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) amat menggembirakan. Karena itu, beberapa tahun ke depan ia yakin pertumbuhannya akan semakin pesat. “Kalau melihat statistik beberapa tahun belakangan yang terus meningkat, lima tahun ke depan prediksi saya bukan hanya meningkat, tapi akan terjadi lompatan kuantum dalam industri EV kita,” katanya.

Ada beberapa hal yang membuat pertumbuhan industri EV di Indonesia akan semakin pesat. Indonesia, lanjut Moeldoko, memiliki cadangan bahan baku baterai EV yang melimpah serta pasar besar dan potensial. “Jangan salah, ke depan baterai tidak hanya bisa dibuat dari nikel dan lithium. Kebetulan Indonesia punya semuanya. Jadi soal keberlanjutannya menurut saya pasti terjamin,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Moeldoko, publik masih banyak yang belum paham soal kelebihan EV dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar BBM. Karena itu, sosialisasi terus dilakukan oleh pemerintah dan juga Periklindo sebagai organisasi yang menjadi partner strategis pemerintah. Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 adalah salah satu momentum yang digunakan untuk itu.

Yang menarik, PEVS 2024 ternyata mencapai hasil yang di luar ekspektasi, padahal banyak pihak yang pesimis dengan ajang ini. Soalnya ajang itu digelar belum lama setelah Idulfitri dan di antara dua pameran otomotif berskala besar; IIMS (Februari 2024) dan GIAS (Juli 2024). Dari jumlah pengunjung yang hadir lebih dari 40.000 orang. Sedangkan  transaksi mencapai Rp400 miliar. “Padahal target kami cuma Rp350 miliar,” begitu reaksi Moeldoko mengetahui hasilnya di atas target.

Pemerintah, kata Moeldoko, membuka peluang seluas-luasnya kepada mereka yang ingin berinvestasi di industri kendaraan listrik dan sarana pendukung serta turunannya. “Ini peluang yang amat bagus, kalau saya punya uang saya sudah berinvestasi. Soalnya potensinya besar dan pasarnya menjanjikan,” katanya kepada Edy Suherli, Iqbal Irsyad, Zulmahmudi, Bambang Eros, dan Irfan Medianto dari VOI yang menemuinya di Kantor KSP, Bina Graha Jakarta, Kamis 16 Mei. Inilah petikan selengkapnya.

Menurut Ketum Periklindo Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, tindakan sosialisasi kendaraan listrik masih diperlukan karena belum semua masyarakat paham kelebihan kendaraan listrik. (Foto Bambang Eros, DI Raga Granada VOI)
Menurut Ketum Periklindo Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, tindakan sosialisasi kendaraan listrik masih diperlukan karena belum semua masyarakat paham kelebihan kendaraan listrik. (Foto Bambang Eros, DI Raga Granada VOI)

Banyak pihak meragukan ajang PEVS 2024 yang lalu, ternyata hasilnya bagus, setidaknya dari sisi jumlah pengunjung dan catatan pemesanan mobil listrik. Anda sendiri bagaimana melihatnya?

Kita punya tiga tujuan yang hendak kita capai dalam menyosialisasikan penggunaan mobil listrik dengan menggelar ajang PEVS 2024 yang lalu. Pertama, edukasi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Bagaimana kita memberikan edukasi kepada masyarakat soal EV. Bagi pemilik kendaraan listrik, dia bisa menyumbang agar lingkungan lebih bersih dan mengurangi pengeluaran negara atas impor BBM. Kedua, ini adalah ajang promosi bagi produsen EV maupun produsen pendukung, yang menjadi satu kesatuan ekosistem untuk perkembangan EV ke depan. Ketiga, ajang ini adalah tempat untuk berkumpul dan melakukan transaksi membeli kendaraan listrik dan sarana pendukungnya. Produsen dan konsumen bertemu di sini.

Apakah pameran kali ini sesuai target?

Alhamdulillah, tiga hal itu tercapai dengan baik di PEVS 2024 ini. Yang hadir lebih dari 40 ribu orang. Sedangkan transaksi terdata sebesar Rp 400 miliar. Ini melebihi target yang saya minta sebesar Rp350 miliar. Ternyata, hasilnya di atas target yang saya inginkan.

Selain penjualan, apa lagi acaranya?

Ada banyak acara yang dilakukan seperti sosialisasi soal manfaat dan nilai lebih EV, ada seminar soal EV yang mendapat sambutan meriah. Ada juga acara fun run, formula student show off, ada catwalk, pemilihan Miss PEVS dan Buyers Evening Gathering ajang pertemuan antara produsen dan pembeli. Dan masih banyak lagi acara yang menarik.

Kesan publik pada kendaraan listrik ini masih menjadi tantangan di seluruh dunia. EV ini mahal, harga jual kembali jatuh, dan SPKLU masih terbatas. Bagaimana menghadapi realitas ini?

Lewat sosialisasi kami terangkan bahwa baterai kendaraan listrik tak seperti yang mereka bayangkan. Isu soal baterai; mudah terbakar, jarak tempuh dan charging-nya lama serta harganya yang mahal. Ada lagi isu lain soal leasing-nya belum siap, lalu beli sepeda motor listrik tak semudah membeli sepeda motor bensin. Soal penjualan kembali juga menjadi perhatian publik, mereka masih bertanya apakah seperti menjual mobil BBM.

Semua isu soal EV ini harus kita pecahkan, dan tidak bisa tugas ini dibebankan hanya pada pemerintah. Periklindo sebagai partner strategis pemerintah, berusaha semaksimal mungkin mewarnai kebijakan. Soal insentif, kami bersuara agar bisa menggairahkan EV di Indonesia. Kepada perbankan nasional dan perusahaan pembiayaan kita minta membuka pintu selebar-lebarnya kepada masyarakat yang mau membeli mobil atau motor listrik.

Apa lagi yang dilakukan?

Pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait berusaha membangun sebanyak mungkin SPKLU. Saat ini PLN sudah membangun 2.000 SPKLU dan ini akan bertambah. Kementerian ESDM membuka peluang kepada siapa saja yang mau berinvestasi membangun SPKLU. Jadi tak ada monopoli untuk hal ini.

Perkembangan ekosistem EV di Indonesia ini harus kita bangun bersama-sama. Agar publik semakin tertarik karena banyak kemudahan. Bank makin banyak memberikan fasilitas, SPKLU makin banyak dan durasi charging makin cepat, harga kendaraan listrik makin murah, dan seterusnya. Ke depan ini akan menjadi sesuatu yang menarik.

Karena masih banyak isu yang tidak benar soal kendaraan listrik, Ketum Periklindo Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menegaskan perlunya sosialisasi terus menerus kepada masyarakat. (Foto Bambang Eros, DI Raga Granada VOI)

Karena masih banyak isu yang tidak benar soal kendaraan listrik, Ketum Periklindo Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menegaskan perlunya sosialisasi terus menerus kepada masyarakat. (Foto Bambang Eros, DI Raga Granada VOI)

Presiden Jokowi juga hadir di PEVS 2024 dan antusias dengan perkembangan EV, apakah ini sudah sesuai dengan yang diharapkan?

Presiden Jokowi sudah memberikan apresiasi, dia juga terkejut. PEVS 2024 itu tak seperti yang dia bayangkan. Yang terjadi antusiasme publik amat tinggi. Ini di luar ekspektasi beliau. Dia senang dan bangga perkembangan EV di Indonesia amat pesat. Juga saat melihat persaingan harga yang amat kompetitif, khususnya di sepeda motor. Pertumbuhan industri EV di dalam negeri juga pesat.

Saya berterima kasih kepada Presiden Jokowi yang sudah hadir di PEVS 2024, ini memberikan semangat baru bagi kami. Semangat itu sudah ditunjukkan presiden melalui Perpres 55 yang diubah menjadi Perpres 79, lalu diikuti Inpres No. 7. Melihat pertumbuhan EV yang amat pesat, saya meminta kepada presiden untuk melindungi produsen EV, khususnya produk dalam negeri. Agar merek asing tidak menguasai pasar dalam negeri.

Proyeksi Anda untuk lima tahun ke depan seperti apa perkembangan industri EV di Indonesia?

Kalau melihat statistik beberapa tahun belakangan yang terus meningkat, lima tahun ke depan prediksi saya bukan hanya meningkat, tapi akan terjadi lompatan kuantum dalam industri EV kita. Kesadaran publik makin terbangun. Penggunaan EV juga amat mudah. Buktinya saat musim mudik lebaran kemarin banyak teman-teman kita yang mudik dengan menggunakan EV.

Ke depan ekosistem pertumbuhan EV ini harus kita dukung agar terus terjaga pertumbuhannya. Ketika SPKLU sudah ada di mana-mana, makin memberikan kenyamanan pada publik, khususnya pengguna EV.

Apakah kita punya target untuk punya merek mobil listrik sendiri, selama ini merek asing masih mendominasi?

Harus ada, karena kita punya kekuatan sumber daya untuk produksi mobil listrik. Kita punya bahan baku untuk membuat baterai untuk EV, itu yang menjadi komponen utama. Kita harus punya semangat yang kuat untuk sampai ke sana. Khususnya untuk mobil penumpang. Kalau untuk truk dan bus kita sudah punya. Agar pangsa pasar Indonesia yang besar ini, jangan semua diambil merek-merek dari mancanegara. Jadi harus ada merek nasional yang menjadi kebanggaan kita. Itu bisa, tidak ada yang tidak bisa.

Sampai saat ini apakah sudah ada cikal bakal dalam bentuk prototipe mobil listrik Indonesia?

Sampai saat ini belum ada. Dulu pernah digagas Pak Erick Thohir untuk membeli merek dari luar, tapi karena ribet ya enggak jadi. Dengan model seperti itu diharapkan akan terjadi alih teknologi pada anak muda kita.

Saat ini sudah ada beberapa pabrikan EV luar negeri yang membuka pabrik di Indonesia, apakah dalam produksi mereka sudah menjalankan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan?

Setiap merek asing yang membuka pabrik di sini kita syaratkan untuk memenuhi TKDN 40%. Karena kita ingin menggerakkan industri pendukung di dalam negeri agar juga bertumbuh. Soal lingkungan dijalankan dengan baik, keberlanjutannya juga berjalan. Mineral yang kita punya harus berkelanjutan. Jangan salah, ke depan baterai tidak hanya bisa dibuat dari nikel dan lithium. Kebetulan Indonesia punya semuanya. Jadi soal keberlanjutannya menurut saya pasti terjamin.

Apakah listrik yang digunakan untuk EV sudah listrik yang hijau? Kalau belum, kapan itu bisa direalisasikan?

Pemerintah melalui PLN dan kementerian ESDM serta instansi terkait sudah punya peta jalan kapan semua listrik yang ada di Indonesia ini adalah listrik yang hijau. Listrik yang disuplai dari pembangkit energi baru terbarukan. Tahapan untuk migrasi dari penggunaan bahan bakar fosil sudah dilakukan bertahap. Pembangkit berbahan batubara sudah mulai dikurangi. Semuanya dalam rangka menuju ekonomi hijau dan energi hijau.

Terjadi transformasi energi dari bahan bakar fosil menjadi non-fosil atau EBT. Peta jalannya sudah disiapkan. Pengusaha yang mau bikin SPKLU tak harus ambil listrik dari PLN, bisa dari energi surya dan EBT lainnya.

Jadi prospek industri EV ke depan amat cerah?

Ya, ini terlihat dari pertumbuhan investasi di sektor EV. Beberapa merek EV terkenal dari mancanegara membangun pabriknya di Indonesia. Ini adalah indikasi bahwa EV ke depan semakin kompetitif, semakin mudah dan semakin murah.

Kita harapkan akan muncul merek EV lokal dalam waktu tidak lama lagi.

Pasti, itu harapan saya pribadi dan juga sebagai Ketum Periklindo. Saat ini untuk sepeda motor listrik, truk, dan bus sudah ada merek lokal. Untuk mobil penumpang, investasinya besar, tapi dengan prospek yang amat cerah ini sebenarnya tak perlu ragu. Ini peluang besar yang harus direbut oleh BUMN atau swasta. Kalau saya punya uang saya sudah investasi, soalnya potensinya besar dan pasarnya menjanjikan.

Apa saran Anda kepada publik agar lebih bersemangat menggunakan EV?

Masyarakat harus paham bahwa mobil listrik itu aman. Jangan mudah percaya dengan kabar soal EV gampang meledak. Soal kebakaran akan terjadi di kendaraan BBM dan kendaraan EV. Sampai saat ini persentase kendaraan listrik yang terbakar amat kecil. Untuk Anda yang punya kendaraan yang sudah tua, gantilah dengan yang baru. Kendaraan listrik bisa jadi pilihan menarik. Apalagi biaya penggunaan murah dan ramah lingkungan. Makin lama BBM makin mahal. Jadi menggunakan kendaraan listrik, siapa takut?

Moeldoko dan Hobi Mencari Baterai Baru

Indonesia kata Ketum Periklindo Jenderal TNI (Purn) Moeldoko idealnya punya merek kendaraan listrik dari dalam negeri, agar tak hanya mereka dari mancanegara yang menguasai pasar. (Foto Bambang Eros, DI Raga Granada VOI)

Indonesia kata Ketum Periklindo Jenderal TNI (Purn) Moeldoko idealnya punya merek kendaraan listrik dari dalam negeri, agar tak hanya mereka dari mancanegara yang menguasai pasar. (Foto Bambang Eros, DI Raga Granada VOI)

Saat ini Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, SIP, MA, sedang melakoni hobi barunya; mencari baterai listrik. Hobi ini diakuinya memacu adrenalin. Apakah ada korelasi antara hobi baru ini dengan jabatannya sebagai pucuk pimpinan organisasi tempat berkumpulnya pegiat industri EV di tanah air?

Baterai adalah komponen vital dalam beroperasinya sebuah kendaraan listrik. Wajar kalau soal ini menjadi perhatian semua orang yang terlibat baik secara langsung maupun tak langsung pada pembuatan kendaraan listrik. “Hobi saya mencari sesuatu yang baru. Sekarang lagi memikirkan baterai untuk listrik beragam keperluan,” kata pria kelahiran Pesing, Purwoasri, Kediri 8 Juli 1957.

Suatu hari, Moeldoko bertemu dengan seorang inovator di Jawa Timur yang hobinya mengutak-atik baterai. Setelah dicermati dan difasilitasi, ternyata apa yang dilakoni inovator ini mulai menjadi “sesuatu”. “Setelah saya kapitalisasi, perkembangannya sekarang amat bagus,” lanjutnya.

Terhadap sesuatu yang baru ini, diakui Moeldoko, dirinya memang tertantang. “Biasanya adrenalin saya meningkat menghadapi sesuatu yang baru,” kata alumnus Akabri terbaik 1981 ini.

Ke depan, kata dia baterai ini akan sangat dibutuhkan. “Sekarang ini saya masih menyiapkan semuanya, ini baru di tahap ketiga riset dan pengembangan. Berikutnya uji coba produksi skala terbatas. Tahap keempat adalah produksi 100 mega per tahun. Berikutnya target saya adalah produksi 1 giga atau 2 giga setahun,” ungkapnya.

Ia berharap baterai yang tengah dikembangkan bersama tim ini, suatu hari nanti akan bermanfaat dan bisa membantu banyak orang. Terutama untuk daerah terpencil dan mereka yang berprofesi sebagai nelayan. Nelayan bisa menggunakan baterai ini untuk penerangan dan cool storage, yang membantu kesegaran hasil tangkapan.

Menjaga Kesehatan

Untuk menjaga kesehatan Ketum Periklindo Jenderal TNI (Purn) Moeldoko rutin berolahraga, menjaga asupan makanan dan melakoni aktivitas dengan senang hati. (Foto Bambang Eros, DI Raga Granada VOI)

Untuk menjaga kesehatan Ketum Periklindo Jenderal TNI (Purn) Moeldoko rutin berolahraga, menjaga asupan makanan dan melakoni aktivitas dengan senang hati. (Foto Bambang Eros, DI Raga Granada VOI)

Untuk menjaga kesehatan agar tetap prima, Moeldoko rutin berolahraga. “Saya berusaha untuk rutin berolahraga. Selain itu saya nikmati semua kegiatan. Apa pun saya dilakoni dengan senang walaupun itu berat,” katanya.

Jogging atau jalan pagi adalah salah satu olahraga yang dilakoninya. “Olahraga saya jogging dan chi kung, senam mengolah pernapasan. Selain itu kalau ada waktu saya juga main golf di akhir pekan,” ungkapnya.

Satu lagi yang membuatnya senang adalah bisa bergaul dengan anak muda di kantor KSP. “Di KSP itu terbilang padat aktivitasnya, namun karena banyak anak muda saya bisa bergaul dengan mereka. Sehingga jiwa muda saya tetap terjaga,” akunya.

Untuk urusan makan, Moeldoko sadar diri. Ia tak bisa lagi seperti ketika masih muda. “Makin berumur kita harus menjaga asupan makanan. Porsi makan saya kurangi namun kualitas tetap terjaga, olahraga yang berkualitas dan istirahat juga yang berkualitas,” kata Moeldoko yang durasi tidurnya empat sampai lima jam sehari.

Makanan sehat kini menjadi pilihannya daripada makanan lezat. “Soalnya kalau yang lezat itu kadang kita tertipu oleh leher kita yang 4 sentimeter ini, setelah itu risikonya luar biasa. Pilihannya adalah makanan sehat yang berguna untuk tubuh,” paparnya.

Waktu bersama Cucu

Meski sibuk dengan beragam aktivitas, Ketum Periklindo Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tetap membagi perhatian untuk keluarga, momen bertemu cucu adalah yang paling dinantikannya. (Foto Bambang Eros, DI Raga Granada VOI)

Meski sibuk dengan beragam aktivitas, Ketum Periklindo Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tetap membagi perhatian untuk keluarga, momen bertemu cucu adalah yang paling dinantikannya. (Foto Bambang Eros, DI Raga Granada VOI)

Meski sibuk dengan beragam aktivitas, waktu bercengkerama dengan cucu adalah momen yang paling menyenangkan. “Cucu-cucu saya undang ke rumah untuk berkumpul atau bisa juga makan bersama di rumah makan tertentu. Pokoknya bisa menikmati kebersamaan dengan cucu dan juga anak dan menantu,” katanya.

Trik jitu yang ia lakukan adalah mengundang anak-anaknya untuk datang. “Kalau yang diundang ayah dan ibunya mereka pasti sekalian bawa anak-anak atau cucu-cucu saya,” katanya. Waktu bertemu cucu ini biasanya di akhir pekan. “Ya, seminggu sekali bertemu dengan cucu adalah hal yang amat menyenangkan buat saya,” lanjutnya.

Kepada generasi muda ia menyarankan untuk siap berkompetisi. “Saya beberapa waktu yang lalu sempat berkunjung ke markas Huawei. Mereka memiliki 23.000 periset. Lalu saya ke markas Wuling, di sana ada 40.000 periset yang dipimpin oleh anak-anak muda, yang umurnya 35 tahun-an,” katanya.

Kepada seluruh anak muda, Moeldoko berpesan untuk jadi penentu bukan pewaris. “Saingan Anda adalah anak muda dari berbagai belahan dunia, kalau kalian lebih banyak tidur akan tertinggal. Makanya harus memikirkan masa depan. Kalianlah yang akan menentukan masa depan bangsa ini selanjutnya. Jangan hanya menjadi pewaris, tapi jadilah penentu masa depan Indonesia. Itu pesan saya,” tandasnya.

"Kalau melihat statistik beberapa tahun belakangan yang terus meningkat, lima tahun ke depan prediksi saya bukan hanya meningkat, tapi akan terjadi lompatan kuantum dalam industri EV kita,"

Jenderal (TNI) Moeldoko

 


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)