Jakarta - September baru saja berakhir. Sepanjang bulan kesembilan kalender Masehi itu, sering kali kita mendengar lelucon yang menggunakan judul lagu Green Day, Wake Me Up When September Ends. Tapi tahukah Anda, lelucon itu ternyata pernah membawa berkah buat Billie Joe Armstrong dkk.
Majalah Rolling Stone melaporkan, jumlah streaming YouTube dari lagu rilisan 2004 ini melonjak sekitar awal dan akhir September 2018.
Jumlah penayangan lagu tersebut kira-kira dua kali lipat jumlah penayangan hariannya di platform tahun itu pada tanggal 1 September, 30 September, dan 1 Oktober, menurut angka yang diberikan kepada Rolling Stone oleh YouTube.
Secara total, para pembuat lelucon itu melakukan streaming single dari album American Idiot ini sebanyak 312.040 kali di YouTube selama tiga tanggal tersebut. Atau naik dari rata-rata harian biasa sekitar 50.000.
SEE ALSO:
Rinciannya; 101.313 view pada tanggal 1 September, lalu 103.669 view pada 30 September, dan 107.058 view pada 1 Oktober.
Tahun sebelumnya, kepala divisi musik global YouTube Lyor Cohen mengungkap bahwa perusahaannya membayar royalti sekitar 0,003 dolar AS setiap kali video itu diputar. Lonjakan musiman itu kemungkinan menghasilkan pendapatan tambahan kurang dari 500 dolar AS.
Tagar Green Day sempat menjadi trending di awal September 2020. Penyebabnya tentu saja lagu Wake Me Up When September Ends. Lagu ini dirasa pas untuk menggambarkan situasi yang dirasakan orang akibat pandemi COVID-19.
Namun, belum ada laporan terbaru terkait jumlah view dan streaming lagu ini untuk September tahun 2020.
Lagu ini mengisahkan kematian ayah Billie Joe Armstrong pada 1982. Setelah pemakaman ayahnya, Billie mengunci diri di kamarnya karena sedih.
Ia lalu berkata: "Wake me up when September ends (bangunkan aku saat September berakhir)" kepada ibunya.
Bagaimanapun, penghormatan Green Day kepada ayah Billie Joe Armstrong yang kemudian dikemas sebagai lagu kebangsaan patriotik yang berduka, telah terbukti menjadi jamuan akhir September yang bertahan lama.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)