Pesawat Kepresidenan 'Diparkir', Jokowi Pilih Carter Garuda Indonesia Boeing 777-300ER Kunjungi 3 Negara, Kenapa?
Presiden RI, Joko Widodo. (Foto: Dok. Garuda Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan luar negeri perdananya di masa pandemi COVID-19, namun tidak dengan menggunakan pesawat kepresidenan. Jokowi memilih untuk mencarter pesawat Garuda. Pemilihan pesawat Garuda dalam kunjungan ke Italia, Inggris Raya, dan Uni Emirat Arab ini didasarkan pertimbangan keamanan maupun efisiensi.

Menteri BUMN Erick Thohir menilai dipilihnya Garuda membuktikan kualitas protokol kesehatan yang baik dimiliki maskapai nasional tersebut. Erick pun mengapresiasi seluruh kru Garuda yang telah maksimal menjalankan protokol kesehatan secara disiplin dan edukatif pada setiap penumpang di Indonesia.

Erick Thohir sendiri ikut serta mendampingi Jokowi dalam lawatan ke tiga negara tersebut.

"Sebuah kehormatan tentunya bagi Garuda yang menjadi moda transportasi udara pertama yang digunakan Presiden dalam lawatan luar negeri pertamanya di masa pandemi. Ini membuktikan kualitas protokol kesehatan yang sangat baik. Apresiasi untuk seluruh awak Garuda," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 29 Oktober.

Erick mengatakan bahwa kunjungan Jokowi ke tiga negara tersebut membutuhkan pesawat yang memiliki kemampuan jarak tempuh yang jauh.  Karena itu, Garuda tipe Boeing 777-300ER dipilih ketimbang pesawat kepresidenan.

Sementara itu, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa pemilihan pesawat maskapai nasional ini telah dipertimbangkan secara matang. Di antaranya seperti pertimbangan efisiensi waktu, penghematan anggaran, dan juga protokol kesehatan.

"Dengan menggunakan pesawat berbadan lebar ini, perjalanan menuju Roma selama 13 jam ini bisa dilakukan langsung tanpa perlu transit. Bila kita menggunakan Pesawat Kepresidenan BBJ, kita harus transit. Dan ingat, ini adalah kunjungan kerja pertama Bapak Presiden ke luar negeri di masa pandemi, kami harus sangat berhati-hati dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk pertemuan tatap muka di saat transit," ucap Heru.

Jika presiden dan rombongan harus transit, kata Heru, maka persiapan pelaksanaan protokol kesehatan harus dijalankan dengan baik, seperti sterilisasi ruang tunggu, tes PCR untuk pramusaji di tempat transit, dan juga makanan dan minuman yang disajikan harus dipastikan dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Tak hanya itu, hal lain yang menjadi pertimbangan adalah efisiensi anggaran. Kata Heru, semua menteri yang hadir dalam kunjungan tersebut, turut serta dalam rombongan Presiden di pesawat ini.

Selain Erick, ada lima menteri lain yang ikut dalam kunjungan presiden, yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Namun Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri berangkat terlebih dahulu ke Roma, guna menghadiri pertemuan tingkat menteri.