Bagikan:

JAKARTA - Pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian, dinilai dapat menjadi infrastruktur, yang memacu ekspansi bisnis di wilayah ini dan berdampak pada perekonomian nasional.

Ekspansi bisnis oleh kalangan pelaku usaha dari kawasan ibu kota ke kota penyangga bakal lebih masif menyusul adanya kemudahan akses transportasi kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Dengan hanya menempuh waktu perjalanan sekitar 30 menit ketersediaan moda transportasi ini bisa meningkatkan efisiensi dan membuka peluang bagi kalangan pengusaha di Jakarta untuk melebarkan sayap bisnisnya di kawasan penyangga lainnya," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Ina Primiana, dikutip dari Antara, Selasa 26 Oktober.

Ia menjelaskan peluang ekspansi bisnis tidak hanya terbuka untuk Kota Bandung dan Jakarta saja, tetapi juga kawasan di sekitar stasiun pemberhentian, terutama di Karawang. Terlebih, Karawang selama ini menjadi salah satu pusat manufaktur di Tanah Air.

"Pemodal tentu akan investasi di Jawa Barat karena ada fasilitas kawasan industri. Makanya, sebelum kereta cepat ini jadi, Jawa Barat mesti berbenah untuk membangun sejumlah kawasan industri daerah sekitar, sehingga wilayah-wilayah yang dilewati ikut berkembang," ujarnya.

Kereta cepat Jakarta-Bandung melintasi empat stasiun, yakni Stasiun Halim di Jakarta, Stasiun Karawang, Stasiun Hub di Padalarang, dan Stasiun Tegalluar, Bandung.

Dalam jangka panjang, hal ini akan mendorong adanya pemerataan pusat bisnis dari yang selama ini terpusat di Jakarta menjadi menyebar ke daerah-daerah penyangga seperti Karawang dan Bandung.

Selain itu, menurut dia, dengan adanya kereta cepat Jawa Barat juga akan menopang perekonomian nasional. Faktanya, Provinsi Jawa Barat selalu menempati peringkat pertama nasional berturut-turut sejak kuartal IV 2020 hingga kuartal II 2021 sebagai wilayah yang perkembangannya sangat cepat.

"Dengan dibangunnya infrastruktur kereta cepat ini akan menambah konektivitas regional, yang dampak ekonominya jangka panjang," katanya.

Sebelumnya, Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Mirza Soraya mengatakan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta- Bandung (KCJB) sudah mencapai 79 persen dan KCIC pun terus melakukan berbagai upaya sehingga target operasional KCJB di akhir 2022 bisa terwujud.

Ia menuturkan saat ini KCIC bersama konsorsium kontraktor sedang berfokus untuk melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif.

Pihaknya mengakui pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak 2020 cukup menghambat proses pembangunan KCJB.

"Pandemi cukup memberikan dampak pada proses pembangunan KCJB. Untuk itu sekarang fokus kami adalah melakukan percepatan pembangunan," ujarnya.