Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) kabarnya tengah mempersiapkan pengembangan untuk memperkuat sistem dan infrastruktur digital perusahaan. Untuk mencari pendanaan, perusahaan perbankan milik konglomerat Anthony Salim ini melakukan rights issue melalui penawaran umum terbatas (PUT) III yang tengah berlangsung saat ini.

Dalam keterbukaan informasi Bank Ina di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis 30 September, rencananya pengembangan digital yang akan dilakukan adalah melalui aplikasi digital. Dengan aplikasi ini nantinya akan dapat digunakan oleh nasabah untuk pembukaan rekening, penyimpanan dana dan pengajuan pinjaman secara mandiri, dan bertransaksi secara digital.

"Sebagai langkah awal, bank akan memulai persiapan untuk memperkuat sistem, infrastruktur dan keamanan dalam rangka menghadirkan perbankan digital yang handal dan aman bagi seluruh nasabah," tulis manajemen Bank Ina Perdana.

Sebelumnya, Bank Ina Perdana menargetkan akan memperoleh dana sebesar Rp1,24 triliun dalam gelaran rights issue ini. Diperkirakan, tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan diperoleh pada akhir Oktober 2021.

Dalam rights issue ini, Bank Ina berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 282,71 juta saham. Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan Bank Ina, jumlah saham yang diterbitkan dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) III ini sebesar 4,76 persen dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor perseroan.

Nilai nominal dari rights issue ini sebesar Rp100 per saham dengan harga pelaksanaan berkisar Rp4.200 - 4.380 per saham. Dalam aksi korporasi ini, PT Indolife Pensiontama, pemegang saham pengandalinya akan bertindak sebagai pembeli siaga yang akan menyerap sisa saham yang tidak diserap oleh pemegang saham lainnya.

Adapun rencana rights issue ini sudah mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Ina Perdana untuk tahun buku 2020.