Bagikan:

JAKARTA - Meskipun penjualannya tercatat menurun, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) tetap mampu membukukan pertumbuhan laba bersih pada semester I 2021.

Dalam laporan keuangan ROTI yang dipublikasikan di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Minggu 1 Juli, produsen Sari Roti milik konglomerat Anthony Salim ini mencatat kenaikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar 33,19 persen menjadi Rp121,79 miliar, dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp91,43 miliar.

Padahal dari sisi top line, ROTI mencatatkan penjualan Rp1,55 triliun, menyusut 7,01 persen dari torehan penjualan neto di semester I 2020 senilai Rp 1,67 triliun.

Menurunnya kinerja penjualan neto, ikut mendorong berkurangnya beban pokok penjualan ROTI hingga 6,35 persen, dari semula Rp752,19 miliar di semester I 2020 menjadi Rp704,40 miliar.

Alhasil, di semester I 2021, perusahaan ini mengalami penurunan laba bruto sebesar 7,55 persen, dari semula Rp921,91 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp852,27 miliar.

Meski demikian, ROTI masih mampu memangkas pengeluaran beban usaha menjadi Rp707,13 miliar di akhir Juni lalu. Angka tersebut berkurang hingga 14,27 persen dari beban usaha periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp824,90 miliar.

Per-30 Juni 2021, ROTI membukukan nilai aset sebesar Rp4,22 triliun, dengan jumlah liabilitas dan ekuitas masing-masing senilai Rp1,27 triliun dan Rp2,95 triliun.