JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan keberhasilan penanganan kasus COVID-19 berkorelasi positif dengan pemulihan ekonomi nasional. Menurut dia, Indonesia sudah melewati puncak gelombang kedua COVID-19 dimana pernah menyentuh 50.039 kasus harian, dan kini berada di bawah 3.000 kasus harian.
Selain itu, Menkeu menyebut upaya pemerintah untuk menjaga serta mengendalikan penyebaran COVID-19 dilakukan melalui pelaksanaan program vaksinasi, penerapan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat, dan upaya penyembuhan pasien.
“Ini adalah kemajuan yang memberikan rasa optimisme. Nanti yang kita harapkan akan diterjemahkan dalam kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat,” ujarnya dalam keterangan pers dikutip Minggu, 26 September.
Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi ditunjukkan dengan membaiknya sejumlah indikator makro. Hal itu tercermin dari aktivitas masyarakat yang berada dalam tren kenaikan yang ditunjukkan pada google mobility report dari sisi retail and recreation, grocery and pharmacy, maupun secara agregat yang meningkat.
BACA JUGA:
Aktivitas di tempat penjualan ritel menuju level positif dan penjualan kebutuhan sehari-hari masyarakat semakin meningkat.
Lalu, dari sisi konsumsi, aktivitasnya berangsur membaik meskipun masih tertahan. Ini ditunjukkan melalui retail sales index dan Mandiri spending index yang mengalami kenaikan sebagai indikasi peningkatan konsumsi. Namun tingkat kepercayaan masyarakat untuk kembali melakukan konsumsi masih lebih rendah dari sebelum COVID-19.
Menkeu menambahkan, sisi produksi juga mengalami perbaikan. Aktivitas produksi meningkat guna memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri. Hal ini ditunjukkan dengan PMI manufaktur yang membaik meski masih berada di zona kontraksi, konsumsi semen dan volume impor besi baja yang tumbuh, konsumsi listrik yang meningkat utamanya didorong konsumsi listrik industri, dan pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal.
Adapun, surplus neraca perdagangan 4,74 miliar dolar AS adalah yang tertinggi dalam sejarah Indonesia turut membuktikan pemulihan perekonomian. Kinerja ekspor terutama didorong melalui peningkatan volume ekspor utama seperti CPO, batubara, dan besi baja. Sementara kinerja impor didorong karena adanya permintaan domestik untuk kebutuhan industri serta konsumsi.
“Ini menggambarkan pemulihan ekonomi yang cukup solid yang kita harapkan akan terus berjalan,” tutup Menkeu Sri Mulyani.