JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berjanji akan memberikan bibit yang berkualitas untuk petani tebu di Jawa Timur. Karena itu, Erick meminta para petani untuk melapor kepada dirinya jika tidak mendapatkan bibit yang berkualitas, terutama dari PTPN VII.
Menurut Erick, transformasi jangan malah menyusahkan rakyat. Kemajuan PTPN saat ini harus mendorong para petani punya riset bagus sehingga bisa menghasilkan bibit kualitas yang menolong petani tebu rakyat untuk sama-sama maju.
"Saya janji musim tanam di tahun depan, petani tebu di Jawa Timur akan dapat bibit berkualitas dari PTPN XII, jika tidak dapat silahkan lapor saya," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin, 20 September.
Erick menekankan kemajuan yang sudah berjalan di perusahaan BUMN harus benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat. Terlebih bagi BUMN yang melibatkan rakyat untuk mendukung industrinya berkembang. Sehingga semua yang terlibat akan menikmati keuntungan yang sama.
Adapun kali ini, Erick Thohir meninjau PT Industri Gula Glenmore (IGG) yang dikelola PT Perkebunan Nusantara XII di lahan seluas 102,4 hektar yang terletak di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.
Industri gula pasir dengan nama produk, Nusakita itu kini menjadi andalan PT Perkebunan Nusantara XII di bidang agribisnis dengan komoditas utama, berupa tebu, karet, kopi, kakao, teh, kayu. Termasuk pula produk non komoditas seperti hortikultura, agrowisata, dan produk lainnya.
"Saya apresiasi kemajuan PT Perkebunan Nusantara XII yang direpresentasikan PT IGG karena mencapai rendemen dan persentase gula tebu tertinggi di lingkup pabrik gula BUMN. Terlebih, perusahaan ini memiliki potensi-potensi lain berkat kemajuan teknologi industri yang digunakan," ucapnya.
Erick berharap semua ini berdampak langsung kepada peningkatan kualitas usahatani tebu dan para petani di Banyuwangi. Apalagi, kata dia, PT IGG tergolong sebagai pabrik gula nasional modern yang memiliki mesin-mesin pengolah tebu dengan tingkat produktivitas tinggi dan berkapasitas 6000 TCD (Ton of Cane per Day).
Selain itu, kata Erick, PT IGG juga memproduksi pupuk organik dan daya listrik. Produksi pupuk dari bahan baku biotong berkapasitas olah 180 ton/hari, atau produksi pupuk organik sebanyak 90 ton/hari.
Didukung listrik yang surplus
Sementara itu, pada setiap musim giling produksi energi listrik di IGG selalu surplus karena mampu menghasilkan listrik sebesar 144 MW/hari atau 21.600 MW/150 hari. Listrik itu dihasilkan dari konsep industri hijau, yakni membangun pabrik dengan 'cogeneration' sebagai pembangkit energi.
BACA JUGA:
Sekadar informasi, cogeneration merupakan kombinasi dari dua energi, yaitu energi panas dan energi daya untuk menghasilkan arus listrik dan panas dengan bahan bakar "bagasse" ampas tebu.
Dalam kesempatan tersebut, Erick juga melakukan dialog ringan dengan para petani tebu, melakukan panen tebu dan melihat penanaman bibit tebu dari atas mesin traktor penanam tebu.
"jika perusahaan BUMN yang industrinya dekat dengan rakyat bisa maju, maka mereka juga semangat. Terlebih jika BUMN ikut mendampingi para petani tebu di Banyuwangi sehingga usaha taninya makin berkualitas dan lebih sejahtera menikmati hasil jerih payahnya," ucapnya.
Karena itu, Erick berpesan kepada PTPN meningkatkan keberpihakan pada tebu rakyat dengan cara menghilangkan permainan dalam menilai rendemen tebu milik petani, pemberian bibit unggul, dan bantuan pupuk.