Bagikan:

JAKARTA - Holding BUMN Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN III segera membentuk organsiasi khusus yang akan menangani tebu rakyat.

Langkah ini sebagai salah satu strategi untuk mempercapat swasemda gula nasional.

Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan, organisasi seperti ini sebelumnya belum pernah ada. Nantinya, organisasi tersebut akan melakukan perencanaan penanaman hingga akhirnya dipanen.

“Jadi kami sedang membentuk, mungkin dalam dua hingga tiga bulan akan terbentuk yaitu organisasi PTPN yang khusus menangani tebu rakyat. Karena selama ini tidak ada, nanti kami ada SVP yang menangani tebu rakyat dari mulai perencanaan, mulai tanam, sampai nanti terbang,” katanya dalam rpaat dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Selasa, 25 Juni.

Ghani mengatakan, pembentukan organisasi ini merupakan salah satu strategi untuk mempercepat mencapai swasembada gula nasional pada 2028.

Dalam mengembangkan industri gula nasional, sambung Ghani, pemerintah harus mengambil bagian dalam memberikan penyuluhan mulai dari teknis penanaman hingga penebangan hingga penebangan.

Termasuk penyediaan perbankan dan mempertemukan petani tebu dengan offtaker.

“Karena menurut kami, isu gula di Indonesia itu bukan isu pabrik dan bukan isu varietas lagi, tapi isu bagaimana petani menanam tebu dengan kultur teknis yang benar,” jelasnya.

Selain itu, Ghani juga mengusulkan untuk membentuk Badan Layanan Umum (BLU) dikomoditi gula seperti yang diterapkan pada komoditas kelapa sawit melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Dengan begitu, kata Ghani, gula impor yang masuk ke Indonesia bisa dikenakan pungutan atau levy. Misalnya, sebesar Rp1.000 per kg gula impor.

“Mestinya di gula harus ada. Maka ketika katakan gula petani harga pokoknya Rp12.000, ketika impor masuk Rp10.000, maka harus ada dikenakan levy, katakan Rp1.000,” ucapnya.

“Uangnya untuk petani, bukan untuk PTPN atau swasta untuk petani membantu apakah penelitian tentang varietas bibit dan lainnya. Itu harapan kami, mungkin tidak jangka pendek tetapi jangka panjang yang perlu kita pikirkan,” sambungnya.