Ada Konglomerat Hong Kong Li Ka-shing di Balik Merger Indosat dengan Tri, Pria Berharta Rp454 Triliun
Konglomerat asal Hong Kong, Li Ka-shing. (Foto: Dok. Forbes)

Bagikan:

JAKARTA - Akhirnya, merger antara PT Indosat Tbk (ISAT) dengan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) resmi terlaksana. Ooredoo Q.P.S.C. (Ooredoo) dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) selaku induk Indosat dan Tri mengumumkan penandatanganan dari kesepakatan transaksi definitif untuk pengajuan penggabungan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia pada Kamis 16 September kemarin.

Dalam siaran pers, dikutip Jumat 17 September, Ooredoo dan CK Hutchison mengungkapkan total nilai transaksi dalam merger ini mencapai 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp85,62 triliun. Perusahaan hasil gabungan keduanya diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk.

Sebenarnya kabar soal merger ini sudah terdengar lama, tepatnya pada tahun 2020 lalu. Masing-masing pihak, baik Indosat maupun Tri beberapa kali juga memberikan statement terkait aksi merger ini.

Adapun, merger Indosat dan Tri tidak dapat dilepaskan dari sosok pemilik CK Hutchison Holdings Limited, yakni konglomerat asal Hong Kong, Li Ka-shing. Pria berusia 93 tahun itu merupakan orang terkaya Hong Kong periode 2021 versi Forbes.

Lewat CK Hutchison Holdings Limited, bisnis Li Ka-Shing menggurita yang meliputi perusahaan investasi pelabuhan, pengembang properti, hingga operator seluler. Sebagai informasi, hingga berita ini dimuat Jumat 17 September, kekayaan Li berdasarkan laporan Forbes The World’s Real Time Billionaire senilai 31,8 miliar dolar AS, atau sekitar Rp454 triliun (kurs Rp14.300 per dolar AS).

Dengan harta segitu, Li Ka-shing menduduki posisi ke-43 daftar orang terkaya di dunia tahun ini. Li Ka-shing punya julukan "Superman" karena dinilai sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di Asia.

Sebagai informasi, Li Ka-shing sebenarnya sudah pensiun sebagai Chairman di CK Hutchison Holdings dan CK Asset Holdings pada Mei 2018. Namun demikian dirinya masih menjadi penasihat senior di perseroan.

CK Hutchison Holdings percaya diri kesepakatan yang diteken dengan Ooredoo akan memberikan dampak positif baik untuk kinerja keuangan maupun sektor telekomunikasi di Indonesia. Group Co-Managing Director of CK Hutchison Holdings Canning Fok mengatakan kesepakatan akan menciptakan perusahaan telekomunikasi yang lebih kuat dan inovatif di Indonesia.

Hal ini juga merupakan transaksi yang memiliki nilai tambah untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

"Indosat Ooredoo Hutchison akan berada pada posisi yang dapat mempercepat laju pembangunan dan perkembangan jaringan untuk mendukung agenda digital pemerintah Indonesia, serta memberikan manfaat bagi para pelanggan dan masyarakat Indonesia pada umumnya," ujarnya.

Indosat Ooredoo Hutchison akan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan hingga 3 miliar dolar AS. Entitas itu akan memiliki skala, kemampuan keuangan, dan keahlian untuk bersaing dengan lebih efektif.

Penggabungan aset dan produk dari Indosat Ooredoo dan Tri yang saling melengkapi akan mendorong inovasi dan pengembangan jaringan yang akan memungkinkan perusahaan memberikan layanan digital terbaik dan memperluas tawaran produknya bagi pelanggan di berbagai pelosok Indonesia.