Indosat Ooredoo Bakal <i>Merger</i> dengan Tri Indonesia
Indosat Ooredoo (dok. Indosat Ooredoo)

Bagikan:

JAKARTA - Operator telekomunikasi Tri Indonesia dikabarkan akan membuka kesepakatan merger dengan Indosat Ooredoo. Pembicaraan merger kedua perusahaan telekomunikasi itu bahkan sudah dibahas pada tingkat pusat.

Dilansir dari Bloomberg, Selasa 22 Desember, disebutkan jika PT Indosat Tbk (ISAT), Ooredoo QPSC tengah menyelesaikan pembicaraan tahap lanjutan dengan CK Hutchison Holdings Ltd asal Hong Kong yang menjadi induk usaha Tri Indonesia.

Penawaran merger keduanya bahkan melibatkan penawaran saham dan uang tunai. Di mana merger kedua pihak tersebut akan menjadikan entitas baru yang nantinya terbentuk. 

"Kesepakatan akan melibatkan penawaran secara tunai dan saham. Kedua perusahaan (Hutchison dan Ooredoo) ditetapkan untuk menjadi pemegang saham signifikan dalam entitas gabungan," ujar sumber tersebut.

Dari sumber yang tak ingin disebutkan namanya itu, pengumuman merger akan segera dilakukan pekan ini. Tetapi baik struktur perjanjian penggabungan usaha tersebut juga belum memasuki tahap akhir dan masih mungkin mengalami penundaan atau bahkan batal. 

Adapun saat ini Ooredoo menguasai 65 persen saham ISAT dan telah melesat hingga 90 persen pada tahun ini, yang membawa valuasi pasar ini menembus 2,2 miliar dolar AS. Pendapatan ISAT pada 2019 berkontribusi terhadap 23 persen dari total EBITDA Ooredoo pada 2019 lalu.

Sebelumnya, pada tahun lalu, CK Hutch juga sempat membahas kemungkinan merger dengan Axiata Group Bhd yang memiliki PT XL Axiata Tbk (EXCL) di Indonesia. Grup usaha yang dimiliki oleh Victor Li tersebut menyatakan ketertarikannya untuk menggabungkan usaha telekomunikasinya di Indonesia dengan EXCL.

"Kesepakatan akan melibatkan penawaran secara tunai dan saham. Kedua perusahaan (Hutchison dan Ooredoo) ditetapkan untuk menjadi pemegang saham signifikan dalam entitas gabungan," ujar sang sumber.

Berdasarkan laporan keuangan sementara terakhir, perusahaan CK Hutch, Hutchison Asia Telecommunications, memiliki 48,8 juta pelanggan pada tiga negara, yakni di Indonesia, Vietnam, dan Sri Lanka. Operator Tri Indonesia sendiri menyumbang 3,95 miliar dollar Hong Kong atau sekitar Rp7,2 triliun, atau 87 persen dari total pendapatan Hutchison Asia pada semester pertama 2020 ini.