Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku belum puas meksi dalam 10 tahun terakhir perusahaan pelat merah telah memberikan kontribusi kepada negara sebesar Rp3.290 triliun. Menurut dia, BUMN harus terus intropeksi untuk memperbaiki kinerjanya.

"Sudah berkontribusi Rp3.290 triliun kepada negara yang berupa pajak, dividen dan lain-lainnya. Tentu ini sangat membantu negara dalam menjalankan program-program untuk rakyatnya. Tapi apakah itu cukup? Tidak," ujarnya dalam acara penandatangan Nota Kesepahaman 'Rantai Pasok BUMN', Jumat, 3 September.

Erick meminta perusahaan pelat merah untuk mengambil peran lebih besar untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Menurut Erick, di masa pandemi COVID-19 pihaknya melakukan introspeksi diri untuk bertransformasi untuk membantu negara maupun pelaku usaha kecil.

"Sejak krisis ini terjadi, kami BUMN menunjuk diri kita sendiri untuk melakukan perbaikan. Kita mentransformasi diri sendiri. Kita memastikan BUMN tidak jadi menara gading, tapi harus dekat dengan program UMKM dan dekat dengan masyarakat," ucapnya.

Tak hanya itu, Erick mengatakan direksi BUMN harus membuka diri untuk bekerja sama dengan pihak lain. Ia juga mengingatkan agar perusahaan pelat merah tidak melakukan kartel apalagi pandemi COVID-19 saat ini.

"Tidak boleh ada lagi satu BUMN dan satunya lagi menjadi kartel. Saling trading, saling supply sama lainnya apakah itu seragam, apakah itu air minum," tuturnya.

Sekadar informasi, BUMN secara konsisten memang terus memberikan kontribusi di atas 16 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sejak 2018. Namun jika dibandingkan dengan negara lain, kontribusi itu masih terbilang kecil mengingat BUMN secara total memiliki aset sebesar 573 miliar dolar atau sekitar Rp8.022 triliun.

Misalnya, pada tahun yang sama aset Superholding Temasek Singapura yang hanya sebesar 227 miliar dolar memberikan kontribusi terhadap PDB Singapura sebesar 21,6 persen.