Bagikan:

JAKARTA - China melirik komoditas buah salak nglumut organik di kawasan lereng Gunung Merapi untuk diperkenalkan kepada warganya kata Kabid Tanaman Pangan dan Hortikuktura, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Ade Srikuncoro Kusumaningtyas.

Ade di Magelang, dilansir dari Antara Jumat 27 Agustus, mengatakan guna menindaklanjuti rencana tersebut lembaga karantina negeri tirai bambu itu, yakni General Administration of Custom China (GACC) telah melakukan audit secara virtual terkait proses pengemasan buah salak nglumut.

Ia menyampaikan proses audit digelar secara terbuka di rumah pengemasan (Packing House) milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Luhur Desa Kaliurang, Kacamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.

Proses audit virtual itu terkait pengelolaan buah yang akan diekspor, standar operasional prosedur karantina dan yang paling utama adalah penerapan protokol kesehatan (prokes) para pekerja dalam pengemasan.

Menurut dia proses audit secara virtual ini untuk menjamin mutu dan keamanan pangan khususnya komoditas salak nglumut yang akan diperkenalkan ke masyarakat China.

Jika nantinya hasil audit GACC menyatakan layak proses, katanya maka Gapoktan Ngudi Luhur dapat memulai ekspor buah salak nglumut ke China.

Lahan pertanian salak nglumut yang dikelola Gapoktan Ngudi Luhur luasnya hampir 200 hektare. Di masa pandemi COVID-19 Gapoktan Ngudi Luhur tetap eksis ekspor buah salak organik ke Thailand dan Kamboja.

"Harapan besar untuk bisa ekspor ke China agar peluang pasar salak semakin besar sehingga semakin meningkat kesejahteraan petani," katanya.

Menut dia salak nglumut yang dikembangkan para petani itu berasal dari lahan pertanian organik sehingga memiliki citarasa lebih manis dan segar dibanding salak lainnya.