Saat Peluncuran Gernas BBI #PelangiSulawesi, Luhut: Kita Kawal Target Serapan Kredit UMKM Rp16 Triliun hingga 2024
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Dok. Kemenko Marves)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) bakal mengawal proses pencairan kredit untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui himpunan bank milik negara atau Himbara. Jumlah anggaran yang disiapkan adalah sebesar Rp16 triliun hingga tahun 2024.

Upaya itu dilakukan sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam memulihkan kembali ekonomi kerakyatan yang terhantam pandemi COVID-19. Menurut dia, selama merebaknya wabah UMKM menjadi salah satu aspek ekonomi paling penting agar segera pulih.

"Kolaborasi Himbara membantu UMKM melakukan pengajuan kredit dalam waktu hanya 10 menit dengan bunga kompetitif. Kita kawal target serapan hingga Rp16 triliun pada 2024," ujar Luhut dalam peluncuran gerakan Bangga Buatan Indonesia #PelangiSulawesi, Kamis, 26 Agustus.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan usaha memperluas akses pemasaran bagi UMKM juga tak luput dari perhatian pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan melakukan digitalisasi UMKM di mana sejak Mei 2020 hingga Juli 2021 sudah ada 15,5 juta unit usaha yang beralih ke digital.

Menurut Luhut, digitalisasi adalah cara terbaik agar UMKM dapat naik kelas. Sebab, di tengah merebaknya pandemi aktivitas masyarakat terbatas sehingga pemasaran secara daring menjadi tren dalam beberapa waktu ke depan.

"Ini saya kira sangat bagus sekarang semua digitalisasi, tadi saya singgung masalah kesehatan semua kita bikin digitalisasi. Tanpa disadari negeri ini sangat maju dalam bidang teknologi," tuturnya.

Luhut juga menyinggung soal perbedaan penanganan krisis ekonomi tahun 1998 dan saat ini. Di mana pada tahun 1998 pemerintah fokus memberikan pendanaan untuk menyelamatkan sektor perbankan. Sedangkan, lanjut dia, pada krisis sekarang yang disebabkan karena adanya COVID-19 pemerintah justru memberikan suntikan dana bagi UMKM.

"Kalau dibandingkan dengan masalah ekonomi 1998, dana yang disalurkan pemerintah dari 1998 dengan ini (krisis COVID-19) beda sekali. Tahun 98 pemerintah banyak menolong bank-bank, pada hari ini pemerintah menolong UMKM atau rakyat kecil, itu dua hal yang berbeda," ucapnya.